Rabu, 23 Mei 2012 0 komentar

Tetes-tetes kecil pemikiran Natsir tentang pendidikan




“Saat pertama kali berjumpa dengannya di tahun 1948, pada waktu itu ia Menteri Penerangan RI, saya menjumpai sosok orang yang berpakaian paling camping (mended) di antara semua pejabat di Yogyakarta; itulah satu-satunya pakaian yang dimilikinya, dan beberapa minggu kemudian staf yang bekerja di kantornya berpatungan membelikannya sehelai baju yang lebih pantas, mereka katakan pada saya, bahwa pemimpin mereka itu akan kelihatan seperti ‘menteri betulan’”.
[George McT Kahin, Guru Besar Cornell University]
Siapa yang tak mengenal tokoh besar yang namanya harum sepanjang sejarah islam bahkan sejarah dunia, ulama besar yang bernama Muhammad Natsir yang lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, 17 Juli 1908 dan meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun).??
Saya.
Iya, saya memang tidak mengenal terlalu jauh tentang Natsir bahkan hanya pernah sesekali mendengar namanya ketika belajar sejarah dan pahlawan-pahlawan islam, tapi tidak ada yang istimewa saat itu, hanya tahu nama dan tidak tahu seperti apa kepribadiannya, maka tidak menjadikan saya termasuk orang yang kagum pada beliu.
Kemudian pernah pula beberapa kali baca artikel seseorang tentang Natsir, dalam artikel itu si penulis menjelaskan sosok Natsir yang membuatnya kagum, saya baca sampai dua kali artikel itu tapi entahlah rasanya tidak terlalu istimewa, yah diluar itu saya tetap apresiatif pada orang-orang hebat tapi tidak mutlak saya mengaguminya.  
Sampailah pada malam itu, kuliah malam seperti biasa, dengan tema kebangkitan umat islam. Malam itu, dosen saya menjelaskan tentang orang-orang islam di indonesia yang patut untuk dicontoh karena idealisme dan keteguhan  mereka mempertahankan islam sebagai dasar hidup di tengah negara yang penuh kemunafikan (mencontek bahasanya soe hok gie). Perlunya kita berkaca pada orang-orang yang tawadhu’, sederhana, tapi kuat memegang ideologi islam dalam hidup.
Orang islam di indonesia banyak, orang islam yang masuk dalam pemerintahan juga banyak, orang islam yang imannya kuat tidak kalah juga lumayan banyaklah, walaupun saat ini saya meragukannya. Tapi, orang islam yang masuk dalam pemerintahan, yang hidup ditengah-tengah kemunafikan dan kecurangan, yang bisa mempertahankan keimanan, itu yang langka. Dan Muhammad Natsir lah salah satu orang yang masuk dalam kategori ini, dan itu pula salah satu alasan kenapa sekarang, saya mengaguminya... hehe.  
Ayah Natsir bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedangkan kakeknya seorang ulama. Natsir merupakan pemangku adat untuk kaumnya yang berasal dari Maninjau, Tanjung Raya, Agam dengan gelar Datuk Sinaro Panjang. Ketika kecil, Natsir belajar di HIS Solok serta di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO, Di MULO Natsir belajar bermain biola. Ia juga aktif di kepanduan organisasi Pemuda Islam, Jong Islamiten Bond. Saat di MULO itulah Natsir untuk pertama kalinya duduk berdampingan dengan murid-murid Belanda, sebuah kebanggan baginya karena dahulu, ada mimpi yang tak sampai ia capai, ia ingin sekolah di Holland Inlander School (HIS) Padang, Itulah sekolah dambaan M. Natsir sejak kecil. Tapi pemerintah Belanda hanya menerima anak pegawai negeri dan anak saudagar kaya. Sedangkan Natsir bukan termasuk golongan kaya, sehingga dia ditolak di sekolah tersebut.  
Ini hanya sebagian kecil sejarah hidupnya, dan jemariku tak sanggup menuliskan semuanya hanya dalam beberapa halaman saja, maka saya hanya ingin sedikit berbagi beberapa tetes kecil yang saya tahu.
Ketika saya membaca capita selecta, sebuah karya yang menampung tulisan, dan pidato-pidato beliu dalam sebuah buku, tapi Saya belum sempat mencari buku aslinya, maka saya sempatkan untuk mencari pdf bukunya. Ada yang menarik dari tulisan beliu yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya pendidikan anak. Dalam Capita Selecta Jilid I hal 57-60, beliu mengatakan :
“Madju atau mundurnja salah satu kaum bergantung sebagian
besar kepada peladjaran dan pendidikan jang berlaku dalam kalang-
an mereka itu”.
Tepat sekali apa yang Natsir katakan, maju mundurnya suatu kaum/negara tergantung pada pendidikan dan pelajaran yang berlaku di negara tersebut, jika kita sekarang melihat indonesia, sebuah negara yang dengan segala kelebihannya tapi lebih banyak kekurangannya ini dikatakan sebagai negara yang sudah bobrok, korupsi dimana-mana, bahkan semakin jelas dan terang, dan kriminalitas, perzinahan, mabuk-mabukan, narkoba sudah menjadi tontonan, lalu apa lagi yang bisa dibanggakan? Dan apa yang harus kita lakukan?.
Belajar. Belajarlah dengan baik, perbaiki pendidikan yang ada, ajarkan anak-anak kita kelak pendidikan beragama, pendidikan akidah, pendidikan akhlak, pendidikan ilmu pengetahuan, yang semuanya berada dalam satu otoritas, yaitu pendidikan berbasis islam.
“Tak ada satu bangsa jang terkebelakang mendjadi madju, me-
lainkan sesudahnja  mengadakan  dan  memperbaiki  didikan anak2  dan
pemuda2  mereka. Bangsa Djepang, satu bangsa Timur jang sekarang
djadi buah mulut orang seluruh dunia lantaran madjunja, masih akan
terus tinggal dalam kegelapan sekiranja mereka tidak mengatur
pendidikan bangsa mereka; kalau sekiranja mereka tidak membuka-
kan pintu negerinja jang selama ini tertutup rapat, untuk orang2
pintar dan ahli2  ilmu negeri lain jang akan memberi didikan dan ilmu
pengetauan kepada pemuda2  mereka disamping mengirim pemuda2-
nja keluar negeri mentjari ilmu dan pendidikan”.
Maka kuncinya saat ini ada pada kita, sebagai generasi muda penerus bangsa, belajarlah dengan baik, dan ajarkan anak-anak kita kelak pendidikan dan pelajaran yang baik, sesuai ajaran islam. Tidak perlu mahal-mahal bayar les private matematika, IPA, Bahasa inggris, piano, balet, gitar, drum, latihan vocal, tapi cukup kita ajarkan setiap shubuh, maghrib belajar membaca al Qur’an dengan baik, ajarkan dan tanamkan pada mereka akhlak yang baik, berbuat baik. Berikan contoh yang baik sebagai ibu dan bapak yang baik, maka ia akan terlahir menjadi generasi yang baik dan bisa memperbaiki negara indonesia.
Konsep ini sesuai pula dengan nasehat Lukman al Hakim pada anaknya yang tercantum dalam surat Lukman ayat 12-18. 


Fighting... JJ
Wallahu a’lam bi showab

Selasa, 22 Mei 2012 0 komentar

Mempertanyakan kembali kredibilitas sahabat, bolehkah??


Mempertanyakan kembali keadilan sahabat apakah sebuah kesalahan? Apakah kita meragukan kualitas sahabat sebagai seseorang yang oleh Allah dan RasulNya dimuliakan? Pertanyaan ini telah banyak dilontarkan oleh umat islam yang menganggap  tidak layak meragukan kualitas sahabat, menurutnya kebenaran Nabi dan al Qur’an disampaikan kepada umat manusia lewat sahabat, oleh karena itu, siapapun yang mempertanyakan otoritas sahabat sama saja dengan mereka menolak al Qur’an dan Sunnah (Fu’ad Jabali, Sahabat Nabi, Cet I Desember 2010, Jakarta: Mizan, Hal 41) karena mereka adalah orang-orang yang hidup semasa dengan Nabi Saw dalam keadaan islam dan wafat dalam keadaan islam (Fu’ad Jabali, Sahabat Nabi, Cet I Desember 2010, Jakarta: Mizan Hal 48), Mereka adalah orang-orang yang Nabi janjikan masuk syurga, mereka adalah orang-orang yang membela Nabi dan memperjuangkan islam sampai titik paling akhir.
Sahabat memang orang-orang yang mulia, akan tetapi mereka bukanlah orang yang Ma’shum (Terpelihara dari kekeliruan dan kesalahan),(Lihat Dr.Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi, Metodologi kritik matan hadis, Cet I April 2004, Jakarta : Gaya Media Pratama, Hal 47). Kebenaran inilah yang telah banyak dilupakan oleh umat islam, mereka mengira bahwa sahabat itu bebas dari dosa, apapun yang sahabat katakan dan apapun hadis yang sahabat riwayatkan semua dianggap Shahih dan harus diterima, umat islam melupakan satu hal yang menjadikan mereka terlalu berlebihan mengagungkan sahabat sehingga pada akhirnya kesalahan dan kekeliruan sahabat ditutupi dan dianggap benar.
Efek dari sikap menganggap sahabat sebagai seorang yang Ma’shum dan tidak pernah salah, pada akhirnya membuat kita akan jatuh pada sikap menganggap rendah kualitas mereka, karena usaha sahabat mengorbankan dan membela Nabi Saw bukan sebuah usaha kemanusiaan yang sesungguhnya, akan tetapi kekuatan Tuhan yang sudah diberikan pada mereka, selain itu, jika mereka adalah orang-orang yang diberikan kekuatan khusus oleh Tuhan, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengikutinya, karena tidak masuk akal mengikuti makhluk yang secara khusus diberikan kekuatan oleh Tuhan.(Fu’ad Jabali, Sahabat Nabi, Cet I Desember 2010, Jakarta: Mizan, Hal XIVI)
Dalam beberapa ayat dalam al Qur’an terdapat penyebutan kemuliaan-kemuliaan sahabat dan keutaman mereka. Merupakan kewajiban bagi kita umat Islam untuk mentaatinya dan mempercayai mereka sebagaimana kita taat pada Nabi Saw. Dalam surat Al Fath (48) : 29 Allah Swt berfirman :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
Kemudian dalam surat At Taubah (9) : 100
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Kemudian dalam Sunnah Nabawiyah pun terdapat pernyataan-pernyataan Nabi tentang kemuliaan sahabat :
Hadis riwayat Bukhori :
Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian berikutnya dan kemudian berikutnya... “ (Shahih Bukhari Juz III Hal 171, No 2651,2652,Juz 5, Hal 2 No 3650 )
Terlepas dari semua penyebutan yang terdapat dalam Al Quran juga dalam Sunnah Nabawiyyah, bahwa sahabat adalah orang-orang yang dimuliakan, perlu kita ketahui bahwa dalam beberapa sumber sejarah dan karya-karya para ulama hadis yang membahas tentang sahabat, ternyata sahabat telah banyak melakukan kekeliruan- kekeliruan yang termasuk fatal (Dr.Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi, Metodologi kritik matan hadis, Cet I April 2004, Jakarta : Gaya Media Pratama, Hal 46-47).
Ibn Sa’ad, seorang ulama ahli hadis sekaligus sejarawan yang hidup pada abad ke-2 H/8 M memberikan banyak kesaksian tentang hal ini, mulai dari Umar yang sangat galak sampai Utsman yang sangat lembut, ada sahabat yang gemar makan seperti Shuhaib bin Sinan, dan ketika Umar menegurnya, dia bilang bahwa dia mendapat petunjuk tentang hal itu dari Nabi (Lihat Ibn Sa’ad w.230/844, al-Thabaqat al-Kubra, Beirut : Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, 1995-6, Jilid 3, Hal 121) ada yang banyak meninggalkan hutang ketika meninggal seperti al-Zubair bin al-Awwam(Ibn Sa’ad, al-Thabaqat, 3:57), ada juga yang terlibat dalam perzinahan seperti yang dialami Amr bin Hazmah dan Ma’iz(Ibn Sa’ad, al-Thabaqat, 4:476 dan 479) yang akhirnya dirajam. Kemudian Misalnya lagi kritik Aisyah terhadap riwayat-riwayat  Abu Hurairah :
 “Anak zina merupakan yang terkeji di antara tiga person (dia dan kedua pelaku zina)”.(Hal 86)
Kritik A’isyah mengatakan bahwa Abu Hurairah telah lupa terhadap sebab turun Hadits itu. Sebab turunnya, Ada seorang munafik yg menyakitkan hati Nabi. Lalu beliau bersabda: siapa yang bisa mengemukakan alasan kepadaku mengenai orang itu?. Dikatakan pada beliau: “orang itu bersama anak zina”. Kemudian bersabda: “dia adalah yang terkeji di antara 3 orang itu”. Kemudian kritik A’isyah pada  riwayat Abu Hurairah yang berbunyi: (
“Sesungguhnya mayat akan disiksa karena tangisan keluarganya”. (Shahih Bukhari,Juz III Hal 403-405, Shahih Muslim, Juz IV Hal 228-230 dan 335).
Kritik A’isyah, bahwa yang benar Rasulullah melewati rumah seorang Yahudi yang meninggal dunia, sementara keluarganya menangisinya. Melihat hal itu, beliau bersabda “Mereka menangisinya, sementara sekarang ini dia disiksa.
Kemudian kritik A’isyah terhadap riwayat Umar:
“Nabi melarang melakukan Salat setelah subuh sehingga matahari terbit, dan setelah ashar sehingga matahari terbenam”.(Shahih Bukhari, Juz II, Hal 112, Shahih Muslim, Juz VI, Hal 111)
Kritik Aisyah pada Umar bahwa yang benar adalah “Janganlah kalian memilih waktu matahari terbit untuk melakukan Salat, dan jangan pula memilih pada waktu matahari terbenam. Sebab matahari itu muncul dari kedua tanduk setan”.( Sunan An Nasa’i, Juz I, Hal 278-279, Shahih Bukhari, Juz II, hal 198. Shahih Muslim, Juz VI, Hal 110).
Umar melakukan kesalahan, sebenarnya Nabi hanya melarang memilih waktu matahari terbit dan terbenam untuk melaksanakan Salat.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai umat islam menghadapi dua kenyataan yang saling bertentangan ini? Jika dalam Ilmu hadis berlaku istilah al Jam’u wa Taufiq sebagai sebuah solusi untuk adanya hadis yang bertentangan, maka kita selaku umat islam harus memiliki sikap bijak dan memposisikan diri sebagai Umattan wasatha (umat pertengahan), Sahabat adalah orang-orang yang mulia, kita tidak bisa menolak begitu saja kredibilitas mereka yang telah berjuang keras untuk Nabi Saw dan agama islam, akan tetapi diluar itu kita tetap menganggap bahwa mereka manusia biasa yang bisa salah dan bisa juga benar, maka cara yang paling bijak adalah kita tidak menelan mentah-mentah semua pernyataan sahabat, kita tidak begitu saja menjustifikasi benar semua hadis yang mereka riwayatkan, akan tetapi kita harus melakukan penelitian, pengkajian lebih mendalam, bahkan bila perlu setiap hadis yang kita dengar kita lakukan kritik dari aspek sanad dan matan, agar kita tidak terjerumus pada sikap taqlid buta dan fanatik terhadap ulama. 

Wallahu A’lam bi Showab                                                                  


Rabu, 16 Mei 2012 0 komentar

Butiran debu di ujung sepatu.



Langkah kaki tak mau berhenti, terus mencari dan mencari persinggahan yang bisa menetap pada jalan yang buntu. 

Hati dikuasai emosi, pikiran dikuasai ego. Lalu mana yang harus kupilih untuk menentukan jalan? Tidak, masalah hati bukan tentang kalah dan menang, bukan tentang kekuasaan dan ego, tapi tentang rasa, tentang bahagia yang tidak terkira, tentang hujan yang jatuh tiba-tiba, tentang bintang dan rembulan yang terus bersinar, dan tentang kau yang terus berlari menghabiskan nafasku. 

maeumeul dudeurineun kkumiraneun meon hutnarui iyagideul
du soneul ppeodeobwado daheul su eomneun eoryeomputan punggyeongdeul
Because Im weary, Cause Im weary
Because Im weary, Cause Im weary
sumi makhil deut naedallyeoganeun i sesang sogeseo
hollo gwireul makgo eorin sijeorui noraereul bureunda
kkeutdo sijakdo eobsi jaranan gieogui supeseo
irijeori hemaeda meonguljin gaseumeul dallaenda
Because Im weary, Cause Im weary

Setiap harap memiliki tuannya masing-masing, entah harap itu dipikul di bagian apa dalam tubuhmu. Terkadang ia memenuhi perutmu, lalu kau terus mengusahakannya dengan memenuhinya sampai buncit, terkadang ia mengantung di atas bayang-bayang kepalamu, lalu kau terus membentuk gumpalan awan setiap kali kau letuskan dalam satu hembusan nafas. Dan terkadang ia ada di pundakmu, hingga membuatmu terasa berat dan melelahkan. Dan pada akhirnya kau akan mengatakan, “aku lelah memikul harap”. Maka taruhlah di bagian paling tidak penting pada tubuhmu, sehingga beratnya akan terasa seperti debu. 

Pilihan, kitalah yang menentukan. Perasaan, hati, pikiran semuanya menjadi bagian dari kekuasaan kita, kita yang menguasai mereka, orang lain tak pernah bisa ikut andil, orang lain bahkan tak bisa mencampurinya bila kita tak mengizinkannya. Maka kitalah penguasa.
Malam tak pernah benar-benar larut, ia hanya mampir sesaat dibalik gelap, ia ingin mengintip waktu, seberapa detik ia harus bertahan sampai matahari muncul dari tanduk syetan.
Dan kau, ketika semua harap terus memburumu seperti anjing yang meneriakimu seolah kaulah satu-satunya yang tertuduh, ketika kau berpikir tidak ada lagi tempat untuk menyembunyikannya dari nyata, ketika sampai menghabiskan nafasmu yang tersisa, maka jadikan harap itu hanya seperti debu. Ia ada, selalu ada. Dimanapun bagian tubuhmu, dimanapun tempat dudukmu, dimanapun kau injakkan mata kakimu, ia ada. Ia mengawasimu malu-malu. Tapi ia tetap ada tapi tak pernah terasa. 

Taruh saja, yah taruh saja harapmu di ujung sepatu. Biarkan butirannya menjadi debu, terbang dan kembali saat kau menghembuskan nafas sesakmu. Ia akan ada, selalu ada... seperti halnya kau, selalu ada dan tetap ada. Di nafas terakhir yang memburuku.



himgyeoun oneul haru yunanhido tteollyeooneun simjangsori
eolgureun jjinggeuryeodo jiul su eomneun seomeokhan dugeungeorim
Because I love you, Cause I love you
sirin baramgyeori otgiseul tturko gaseume daheumyeon
chama itji motan geu ttae ildeuri nun apeul garinda
eoriseogeun banghwanggwa gonoeui pyeonghaengseon wieseo
jageun ttambangureul dakkanaerimyeo sumeul goreunda
Because I love you, Cause I love you
sumi meojeul deut naedallyeoganeun i sesang sogeseo
hollo gwireul makgo eorin sijeorui noraereul bureunda
kkeutdo sijakdo eobsi jaranan gieogui supeseo
irijeori hemaeda meonguljin gaseumeul dallaenda
Because Im weary, Cause Im weary
Because Im weary, Cause Im weary

22.01 PM.
Minggu, 13 Mei 2012 0 komentar

Ada hujan jatuh di kelopak mataku



“Aku ingin kita serius”
Ucapan itu lagi-lagi kau lontarkan, hampir setiap pesan masuk selalu kau iringi dengan pesan terakhir  “aku ingin kita serius”.
Aku bosan, sungguh.. apa kau tak cukup mengerti apa yang kuinginkan. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu, kuliahku belum selesai, adikku banyak, aku harus kerja cari duit banyak dan biayai hidup adik-adikku, aku ingin berikan yang terbaik untuk keluargaku, dan sekarang kau memintaku untuk serius. Entahlah apa aku sanggup.
Kau bilang bosan dengan hubungan main-main, kau ingin hubungan yang jelas, pasti dan ada keinginan untuk lebih dari saat ini yang dijalani.
Yah, aku tahu, aku tahu.. aku harus menikah, memiliki istri, berkeluarga, dan kau perempuan yang hampir sempurna untuk menjadi istriku, tapi, tapi... tidak sekarang, tidak saat ini. Apa kau tidak mengerti, kuliahku belum selesai, aku harus kerja, ini itu dan lainnya lagi.
Kau bilang lagi kalau waktu yang terlalu lama, bisa jadi kau akan dijodohkan dengan laki-laki lain, atau bisa saja kau akan jatuh hati pada lelaki lain, atau aku yang jatuh hati pada wanita lain, rasa-rasanya tidak mungkin, cukup kau, tak ada lagi wanita yang kedua, tapi kumohon tidak sekarang, saat ini aku masih kuliah, adikku banyak, aku harus kerja dulu, titik.
Kau marah.
Lebih baik kubaikan, tidak ada lagi pesan-pesan memburu rayu di hpku, beberapa hari ini ujian semester menyita waktuku, tugas KKN, dan aku harus kerja partime. Aku lelah sekali, lelah sungguh, seandainya kau sudah menjadi kekasih halalku, setidaknya ada tangan lembut yang memijat bahuku, uhh... tidak, aku harus kuliah dulu, cari duit dulu. Huffft.   
Genap satu minggu kita tak menjalin komunikasi, kudengar kau pun sibuk dengan tugas kuliahmu, sibuk dengan les privatmu, yah baguslah setidaknya kau tidak sedang membuatku harus belajar menjadi laki-laki ksatria.
Tiba-tiba aku rindu, rindu padamu..
Tapi kau bahkan tak lagi memperdulikanku, kau lupa menuntut janji padaku, kau tak lagi meminta harap dan mohonmu padaku. Duhai, aku merindukanmu.
Ada hujan jatuh dikelopak mataku, pelan sekali dan aku merasakan getaran ketakutan yang tidak biasanya.
Bagaimana kalau kau melupakanku, bagaimana kalau kau tidak lagi mencintaiku, bagaimana kalau kau ternyata menikah dengan laki-laki lain yang lebih siap untuk serius denganmu, bagaimana??
Lagi lagi ada hujan jatuh dikelopak mataku.
Bukankah tidak salah jika kau mengharap kepastian, bukankah tidak salah jika kau meminta semua itu dariku dan aku pun mencintaimu...
Dan, masihkah kau mau serius denganku??? **Sambil kuhapus hujan yang turun deras di kelopak mataku.


Sabtu, 12 Mei 2012 0 komentar

Luka



Semakin aku tak bisa memahamimu.... 

Sejauh ini aku berusaha menjadi orang yang berpura-pura bahagia dan tidak pernah terjadi apa-apa, setidaknya aku ingin dunia tahu bahwa aku, tetap kuat, bahwa aku bukan pecundang apalagi pengemis murahan. 

Aku, dengan segala apa yang kupunya berusaha memahamimu meski kadang perbedaan tak pernah bisa dihindari, sampailah aku pada titik dimana objektifitas bahkan subjektifitasku hilang padamu, aku tak bisa lagi membacamu, aku tak bisa lagi memahamimu dalam setengah sentiku, aku tak bisa lagi menjadi orang yang terus menerus diabaikan. 

Sampai pada titik ini, aku bahkan tidak tahu apakah aku ini benar2 pengemis murahan, heh... kubangun semua luka ini dengan tetap percaya padamu, entahlah kau memang benar2 tak bisa kumengerti....


Senin, 07 Mei 2012 2 komentar

Persamaan antara Al Qur’an, Alkitab dan Hadis





Beberapa teks Alkitab di bawah ini memiliki kesamaan atau keserupaan dengan teks Al-Qur'an dan Al-Hadits yang cukup mengagumkan
Sebelum itu, penting untuk diingat selalu bahwa persamaan antara ajaran/hukum Taurat, Injil, dan Alquran harus dipahami sebagai Firman Allah yang tetap, sedangkan perbedaan ajarannya harus dipahami sebagai nasakh (penggantian/perubahan hukum secara progressif). Sebaliknya, ajaran Paulus (Kristen) secara tegas menolak hukum Taurat (Galatia 2:16), sehingga dengan demikian, maka penolakan Paulus (Kristen) terhadap hukum Taurat harus dipahami sebagai Pembangkangan terhadap Firman Allah.

1. YESAYA 29:11-12 DENGAN HR. BUKHARI  

Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai"; dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." (Yesaya 29:11-12)

sama dengan: 

Malaikat itu mendekapku (Muhammad) sampai aku sulit bernapas. Kemudian, ia melepaskanku dan berkata, "Bacalah!" Kujawab, "Aku tak dapat membaca." Ia mendekapku lagi hingga aku pun merasa tersesak. Ia melepasku dan berkata, "Bacalah!" dan kembali kujawab, "Aku tak dapat membaca!" Lalu, ketiga kalinya, ia mendekapku seperti sebelumnya, kemudian melepaskanku dan berkata: "baca: QS. 96:1-5" (HR. Bukhari)

2. YESAYA 60:1 DENGAN QS. 74:1-3  

Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. (Yesaya 60:1)

sama dengan: 

"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangkitlah, lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu, agungkanlah." (QS. 74:1-3)

3. YESAYA 40:25 DENGAN QS. 42:11  

Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. (Yesaya 40:25)

sama dengan: 

...Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. 42:11)

4. YESAYA 42:1 DENGAN QS. 25:1

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1)  

sama dengan: 

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. 25:1)

5. KEJADIAN 12:2-3 DENGAN QS. 33:56-57  

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:2-3)

sama dengan: 

Sesungguhnya Allah dan malaikat2-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Sesungguhnya orang-oang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (QS. 33:56-57)

6. MARKUS 12:29 & ULANGAN 6:4; 32:39 DENGAN QS. 39:4

Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus 12:29) 
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4)  
Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku. (Ulangan 32:39)   


sama dengan: 

...Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS. 39:4)

7. MARKUS 12:31 DENGAN HR. TIRMIDZI  

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri... (Markus 12:31) 

sama dengan: 

Dari Abdullah bin 'Amru: Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilah siapapun yang di atas bumi, maka engkau akan dikasihi yang ada di langit..." (HR. Tirmidzi) 

8. ULANGAN 19:21 DENGAN QS. 5:45

Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki." (Ulangan 19:21) 
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38) 

sama dengan: 

Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. 5:45) 

9. KELUARAN 34:8-9, MATIUS 26:39 & LUKAS 22:41 DENGAN HR. MUSLIM  

Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah serta berkata (berdoa): ... (Keluaran 34:8-9) 
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ... (Matius 26:39)
Kemudian Ia (Yesus) menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: ... (Lukas 22:41) 


sama dengan: 

Dari Abi Hurairah: bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sedekat-dekatnya seorang hamba dari Tuhannya ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa." (HR. Muslim) 

10. MAZMUR 84:10 DENGAN HR. MUSLIM  

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. (Mazmur 84:10) 

sama dengan: 

Rasulullah bersabda: "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) seribu kali lebih baik dari lainnya kecuali masjid al-Haram." (HR. Muslim)  

11. YOHANES 5:30 DENGAN QS. 5:117

Aku (Yesus) tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia (Allah) yang mengutus Aku. (Yohanes 5:30)

sama dengan:

Aku (Yesus) tidak pernah mengatakan kepada mereka (Bani Israel) kecuali apa yang Engkau (Allah) perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS. 5:117)

12. IMAMAT 19:20 DENGAN QS. 4:25

Apabila seorang laki-laki bersetubuh dengan seorang perempuan, yakni seorang budak perempuan yang ada di bawah kuasa laki-laki lain, tetapi yang tidak pernah ditebus dan tidak juga diberi surat tanda merdeka, maka perbuatan itu haruslah dihukum; tetapi janganlah keduanya dihukum mati, karena perempuan itu belum dimerdekakan. (Imamat 19:20)

sama dengan:

...dan apabila mereka (budak-budak perempuan) telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita yang bersuami... (QS. 4:25)

Sebagai umat kristiani yang baik, sepatutnya mengetahui dan memahami bahwa Yesus juga menyembah Allah,
Maka berkatalah Yesus kepadanya :"Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya Dia sajalah engkau berbakti!". (Matius 4:10)[1]. Dan yesus mengku dirinya hanyalah utusan Allah "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku." (Matius 10:40)[2]
Apabila ada dalam injil penyimpangan-penyimpangan maka tidak lain itu adalah karangan paulus semata[3].
Sumber :
1.      101 bukti yesus bukan tuhan, H Insan LS. Mokoginta
2.      Kebohongan Kristen
3.      Al qur’an, hadis dan alkitab.


[1] Alkitab hal 3
[2] Alkitab hal 12
[3] Menurut R.P Roguet dalam bukunya Initiation a I'Evangile (Pembimbing Kepada Injil) memuat hikayat yang tidak otentik. Kalimat tersebut hanyalah tambahan (yang tidak termuat dalam Codex vaticanus maupun Codex Sinaticus). Hikayat yang dimaksud adalah sekitar peristiwa penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus. Serta tentang isa dari surga.

1 komentar

Mars kebangkitan umat islam

Bismillahi awwali kata pada waktu yang nyata
Alhamdulillahi tak lupa kita haturkan pada Allah seru sekalian alam
yang telah mengingatkan pada sekalian umat islam
Indonesia, Hindustan, persi, arab, kairo, tunis, maroko, turkia, ruslan (rusia), England, amerika, cina, japan, bukhori, Samarkond.
Yang telah sama bangun ingat pula pada Qur’an menjadi sesuruh alam
Sama menyesal mengakui dirinya kesalahan.

Konon, mars ini adalah mars kebangkitan umat islam yang ketika dulu menjadi mars yang sangat terkenal di kalangan Muhammadiyah dan Aisyiyah akan tetapi semakin hari semakin kandas dan hilang tanpa jejak, maka saat ini mari kita bangkitkan kembali mars kebangkitan umat islam sebagai awal baru menapaki islam yang akan bangkit kembali….


0 komentar

Life after the death


Ya Allah,  teteskan untuk kami embun Ma’rifah-Mu, agar kami “mengerti” bahwa suatu saat kami pasti akan mati…

Pernah berimajinasi bagaimana rasanya mati? Kemudian setelah mati ada imajinasi baru yang muncul dan membuat kita bertanya dua kali lipat mengerutkan kening, umm.. habis mati kita ngapain yah?
Kalo anda pernah berimajinasi seperti itu maka selamat anda beruntung, karena imajinasi anda sama denganku, yah tepatnya sejak aku masih kecil waktu itu usia sekitar 9 tahun duduk di kelas 4 MI Muhammadiyah dan baru tahu tentang apa itu kematian, entah asal muasal darimana terbersit begitu saja dalam benakku, gimana rasanya orang mati apakah seperti tidur nyenyak berskala panjang yang kalau orang lain membangunkan sangat tidak mau dan merasa terganggu, karena kita merasa tenang dan nyaman ketika tidur atau seperti orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak sadar dia tidur atau tidak, entahlah pikiran kacau itu mulai merasukiku saat itu, tidak berhenti sampai disitu, pikiran kacau dan aneh tadi terus menjalar semakin merambat seperti benalu pada pohon dan mengakar kuat dan memunculkan pertanyaan selanjutnya yang membuatku saat itu bingung benar-benar, “setelah orang mati bagaimana kehidupannya, apakah dia akan terus mati dalam kuburan atau dia akan hidup seperti di dunia tapi dengan model dunia yang berbeda? Haha pertanyaan bodoh anak SD. Karena aku tidak bisa menjawab dan masih malas mencari tahu akhirnya kusimpan saja kebingungan itu di ruang bawah sadarku paling bawah, setidaknya ketika aku dewasa kelak aku akan mereview kembali ingatanku 11 tahun yang lalu, dan aku akan mencari tahu jawabannya.
Dan sekarang aku sudah dianggap dewasa, dengan usiaku 20 tahun setidaknya ada pengetahuan yang berbeda dengan usiaku saat 9 tahun, maka aku ingin kalian tahu seperti apa pencarianku dan temuanku.. entahlah apa aku sudah menemukan jawabannya, yang jelas aku hanya ingin berbagi pada kalian sekaligus mengingatkan kalian khususnya diriku, tentang sebuah perkara yang paling dekat dengan manusia… kematian.
Pada beberapa ayat dalam al Qur’an telah banyak disebutkan penyebutan perintah beriman pada hari akhir (pasca kematian) adalah setelah perintah beriman kepada Allah, berikut contoh ayat yang berkaitan
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah dan hari kemudian (2:177)
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (2 : 62)
Dalam dua contoh ayat tersebut, satu rahasia yang cukup penting dibalik perintah hari akhir setelah perintah beriman pada Allah, adalah betapa sangat pentingnya keimanan seseorang pada kehidupan pasca kematian, karena ketika seseorang beriman pada hari akhir maka dengan otomatis pula ia akan beriman pada Nabi, malaikat, kitab, qadha dan qadar, karena ia tahu apa yang akan terjadi setelah seseorang itu mati, jawabannya hanya dua seperti teori konflik sayyid qutb, jawaban itu hanya dua, syurga atau neraka?
Terkadang manusia salah memahami kematian, manusia menganggap bahwa kematian seolah hanya untuk orang lain dan menganggap kematian berarti berpindah dari tempat yang luas & indah, menuju tempat yang sempit, gelap, pengap lagi mencekam, kesalahpahaman yang sudah terkonsep dalam diri. Untuk itu manusia lalai ketika di dunia karena ia mengira kematian hanya terjadi pada orang lain, tidak pada dirinya, dirinya akan hidup lebih lama dalam periode yang panjang, bahkan chairil anwar dalam syairnya aku ingin hidup 1000 tahun lagi pun justru mati ketika usianya yang sangat muda. Dan manusia juga ketakutan ketika kematian akan menjemputnya karena ia mengira perpindahan kehidupan pada yang lebuh buruk dan menyiksa. Kehidupan buruk dan menyiksa itu hanya akan terjadi kalau kita membangun hal-hal kehidupan kita dengan perbuatan yang bisa membuat kita tersiksa dan merasa buruk. Jadi, rubahlah cara pandangmu tentang kematian.
Kematian berarti “dijemput” untuk pindah menuju “tempat” yang segalanya adalah nikmat
Kematian adalah gerbang menggapai kemuliaan di Sisi Ar Rahman
Kematian adalah cermin perilaku manusia selama ia hidup di dunia
Keadaan manusia ketika mati akan sesuai dengan apa yang ia senangi selama   hidup
Kematian adalah peristiwa tersibaknya tirai penutup yang selama ini menghalangi kita untuk bisa melihat & merasakan keindahan hakiki alam sesudah mati
Kematian berarti terlepas dari segala “cengkeraman” mulut kesenangan dunia yang menipu dan menjerumuskan
Maka jangan pernah berpikir mati itu sakit, sesak, pengap, menyiksa tapi mati itu indah, nikmat, bahagia dan siap hidup lebih lama. Karena justru kehidupan setelah kematian itulah yang hakiki, yang kenikmatannya melebihi jauh kehidupan dunia, keindahannya tak bisa tergambarkan, dan lebih abadi.
Tapi.. rasa nikmat, indah, enak, bahagia itu hanya akan dirasakan oleh orang-orang tertentu yaitu orang-orang yang beriman, beramal soleh, dan takut pada Allah, sebagaimana firmanNya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baikmakhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. (98:7-8)


Ketika perlahan pengetahuan itu sampai padaku bahwa rasanya mati itu seperti apa dan kehidupan setelah kematian itu bagaimana, ternyata jawabannya ada pada diriku sendiri, yahh kebingungan yang sudah kusimpan lama ini akhirnya terjawab dan jawabannya ada pada diriku, kalau kalian pun merasa sepertiku maka jawabannya ada pada dirimu sendiri, maka tanyakanlah pada dirimu…
Kita tinggal memilih mau merasakan mati itu sakit, atau enak? Dan kita juga tinggal memilih mau kehidupan setelah kematian yang penuh kenikmatan atau penuh dengan siksaan? Pilihan ada pada diri kalian… karena amal dan perbuatan kita di dunialah yang bisa membeli semua kesenangan kematian dan kehidupan pasca kematian yang penuh kenikmatan.


18.45

Kamis, 03 Mei 2012 0 komentar

Indah Pada Saatnya (lagu ciptaanku untukmu)


Nay


Intro: E A B A B

E                         A 
ingin kubernyanyi dan tak berhenti
  B                       E            
menikmati rasa yang ada dihati
E                          A 
serpihan perih kini telah pergi
B                        A
kau hadir mengganti menjadi
           B
indah pelangi

(#)
E                 A
Uuuu...bertanya dalam hati
  B                 E    
mengapa tak sejak dulu
E                     A
saat aku sudah tak mampu
  B                 A    B
mengucap lagi kata rindu hooo...


Reff I
E                   A     
sempurnakan cinta kita
        B       
dengan apa yang ada
                E
antara kau dan aku
E
indahnya kata
                   A
tak hilang oleh makna
  B                      A      B
tapi menyatu dan saling percaya

Back to: (#), Reff
Interlude: A B E D# C# B A B

F#m
percaya padaku
G#m
dan kupercayakan padamu
A
jaga ia
B                         C#
hingga indah pada saatnya...





Reff II
F#                  B
     
sempurnakan cinta kita
        C#       
dengan apa yang ada
                F#
antara kau dan aku
F#
indahnya kata
                   B
tak hilang oleh makna
  C#                   B      C#
tapi menyatu dan saling percaya

1 komentar

Kualat Naruto



Bangun tidur, shalat shubuh, lalu tidur lagi atau jalan pagi dan atau yang lainnya tergantung siapapun mau menggunakan paginya dengan berbuat apa, mau tidur mata tidak mengantuk, mau jalan pagi aroma dinginnya masih terasa di kulit menambah malas untuk pergi, akhirnya kuputuskan aktivitas pagiku nonton tv, sempat bingung juga lihat berbagai channel pagi yang isinya kebanyakan tausyiyah pagi dari da’i-da’I yang baru naik daun, aku tidak berburuk sangka sebetulnya hanya heran saja ini murni dakwah atau sebatas aji mumpung ketenaran… ah sudahlah tidak usah dibahas kita kembali ke channel tv pagi ini, sambil nonton menahan laparnya perut yang tak terhingga seperti tidak makan berhari-hari… hahahhaaha, kebohongan publik tidak makan dua atau tiga kali pun berat badanku tidak berubah, payah sekali diet yang gagal.
“Ehhhhh itu aja ga usah dipindah”
Teriak seorang temanku ketika tanganku sangat tak sengaja, setengah terpaksa memindah channel yang akhirnya terhubung dengan satu tontonan yang cukup menarik bagi temanku tapi tidak bagiku, aku diam tak bergeming.
“Pindah aja deh, ga seru ga seru”
Aku ngotot dengan muka sebal.
“Lihat dulu, seru kok.. orang saja banyak yang suka lho, makanya kamu jangan Cuma suka spongebob aja, ini kartun keren tahu banyak hikmah yang bagus dari film ini”
Bukannya mengalah memindah channel malah tambah memaksaku untuk ikut nonton kartun yang sejak dulu aku tidak suka.
“Ya sudah terserah deh”
Dengan wajah sebal dan jawaban yang jutek aku mengiyakan sementara waktu.
Lewat beberapa detik masih saja channel tidak mau dipindah dan si kartun masih tetap nongol, dalam bayanganku ingin cepat muncul kata the end tapi sayang kata the end emang ga pernah muncul juga.
Tapi saat detik memasuki menit bahkan hampir setengah jam kurang aku ikut berkutat serius nonton si kartun dan aku tidak ngotot lagi untuk dipindah hanya diam dengan wajah sok serius.
“Naruto dan adik-adik ninja junior yang lebih muda mengikuti lomba dan mereka satu kelompok dalam perjalanan, tapi lagak naruto yang menurutku sok tahu mengambil jalan yang salah, terjal dan mendaki, pasalnya jalan itu yang lebih mudah untuk sampai tujuan tapi kenyataannya ternyata mereka berempat tersesat di atas bukit dalam gua, semua menyalahkan naruto yang menjadi kepala kelompok. Perbekalan makan habis semuanya mengomel.
aku tertawa dalam puas sok tahu seh makanya jadi tersesat.
“Ini semua salah kak naruto, kita jadi tersesat gimana ini, aku lapar sekali”seorang adik junior mengomel sambil memegangi perutnya yang kelaparan. 
“Perbekalanku masih ada, tenang saja”
Jawab naruto dengan tampang tanpa dosa.
Setelah perbekalan dari tas dikeluarkan ternyata semua makanan hanya bisa dimakan dengan air panas.
“Ini kan hanya bisa dengan air panas kak, gimana kami mau makan”protes seorang dari mereka
“Lagian perjalanan ke gunung kok malah bawa makanan yang begini, bukan yang langsung makan saja”protes seorang dari mereka lagi.
Tanpa emosi atau marah karena sudah dimaki sejak tadi naruto menyuruh yang lain makan tapi dia berusaha menahannya, dia tak ikut makan...
So sweat dan keren juga bisikku dalam hati
Akhirnya dengan sangat terpaksa semua anggota kelompoknya makan dengan lahap tidak peduli itu makanan harus dimasak dulu atau tidak.
Sederhana saja, aku jadi kagum naruto karena ia rela tidak makan demi kepentingan oranglain, kalau dalam agama kita kan itu naruto udah mengamalkan itsar pada oranglain, dan itu jelas dibolehkan kecuali itsar dalam hal ibadah. Terus, naruto juga tidak marah ketika semua orang menyalahkannya, memakinya, dan kesal padanya. Justru dia membalas dengan yang lebih baik. Dan ajaran seperti dalam film naruto itu sudah berabad-abad lalu diajarkan oleh nabi kita, so… dalam mungkin bisa kubilang naruto termasuk seorang muslim yang baik (itupun kalo dia islam).
Jadi teringat seseorang, pernah mengatakan ini padaku “tonton saja dulu, nanti bakalan suka kalo udah nonton sekali”
Dan sekarang, hehehe… terserahlah mau berkata apa.
Iam speechless… JJ



0 komentar

Rindu



Hampir 10 tahun kuhitung mundur atau maju tetap sama jumlahnya, dan tak akan mengurangi jumlah yang sudah hampir kubilang cukup lama untuk bisa sampai pada sebuah kata “rindu”, yah dan sepuluh tahun itu seperti tak ada artinya, bahkan saat tahun kesepuluh disaat aku hampir tak mengerti kenapa semua harus terpisahkan dengan waktu dan jarak yang tak kumengerti sampai sekarang, hampir 6 tahun kuhabiskan tanpanya, lalu 10 tahun ini juga tanpanya lalu bertambah beberapa tahun tanpanya, dan sekarang dihampir ke 10 tahun ini juga akan berpisah dengannya.
Seperti inikah hidup dengan orientasi perpisahan dan sebuah kebanggaan dengan ketidakmampuan bertemu hingga ternyata sampai kabar bahwa telah hilang tertelan pesan singkat kematian, bahkan aku saja tak tahu dan tak bisa lagi melihatnya, bukankah ini sebuah kebodohan yang terus saja dipelihara, bukankah pernah kau alami dan kau tak mampu lagi melihatnya dalam terakhirmu dengannya hidup disini, duh Rabb… haruskah selalu begini sejarah hidup. Menurutku tidak, tapi apa yang salah? System keluarga atau memang kesibukan diri yang sampai pada titik egosentris dan tak peduli. 
Terlihat sangat biasa dan sederhana tapi jujur aku sangat tersiksa dengan kebodohan ini, lagi-lagi waktu dan jarak yang menjadi penghambat segalanya.
Sungguh Rabb… aku rindu sekali.
Rindu bertemu adik laki-lakiku yang berpisah sudah 7 tahun, rindu mengunjungi kuburan abiku yang hampir 16 tahun tak kuhampiri, tak kusapa karena jarak yang jauh dan menjauhkan.
Dan terakhir, aku rindu kalian semua ada disisiku….

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;