Jumat, 18 April 2014 0 komentar

Manusia Setengah Iblis.


Allahku, aku mau lulus bantu aku ya di ujian ini
Dengan meratap dan memelas di malam yang panjang, seorang gadis menengadahkan tangan penuh paksa, seolah dia sudah begitu baik saja sampai meminta paksa Tuhan mengabulkan do’a.
Akhirnya Tuhan kabulkan, dia lulus dengan baik.
Dia kembali berkubang dengan dosa, satu-satu ia langgar perintah Tuhan, dosa kecil kalau dikumpul, dikilo bisa jadi dosa besar yang fatal bukan?
Dia lupa Tuhan pernah mengabulkan do’anya, sementara dia masih asyik dengan dosa.
Lalu dia kembali merasa kesulitan, di tengah malam yang panjang, seorang gadis menengadahkan tangan, meminta paksa pada Tuhan.
Allahku, aku pengen banget kuliah, tapi gimana caranya aku bisa kuliah tanpa membebani ibu, beliau sudah sangat berat mengurus adik-adikku.
Dengan sangat meratap dan memelas paksa pada Tuhan, akhirnya do’anya lagi-lagi dikabulkan.
Tak berselang lama, dia kembali berkubang dengan dosa, dia menunda-nunda sholat, dia selalu mengeluh, tidak bersyukur, membicarakan keburukan orang lain, jarang mengaji, masih suka berbohong, belum sepenuhnya bisa jaga auratnya, dan dosanya makin hari makin banyak, dia kembali lupa Tuhan sudah begitu baik mengabulkan maunya tapi dia tak melakukan apa-apa membalas itu semua, setidaknya jadi manusia yang baik sedikit saja.
Hari-hari berikutnya, tahun berikutnya, Tuhan lagi-lagi mengabulkan do’anya, terus mengabulkan, sampai-sampai malaikat heran dan merasa janggal, Tuhan ini baik sekali mau memberikan sesuatu untuk manusia yang hina dina seperti dia, apalah nanti jadinya dunia ini, ckckck, malaikat berdecak heran.
Dan hari ini Tuhan untuk kesekian kali yang tak terhitung itu, kembali mengabulkan do’anya tapi dia dengan senyum liciknya kembali berbuat dosa..
Oh tidak, masih ada manusia jenis ini..






Di negri antah barantah

Tersenyum licik dengan taringnya. 
Kamis, 17 April 2014 0 komentar

Dear : A-Z


Hidup tak sesempurna yang kita bayangkan bukan?
Katamu suatu hari sambil menatapku merasa kasihan.
Ya itulah resikonya jadi orang yang ambisius terhadap sesuatu, saat tak bisa mendapatkannya, mendadak menjadi manusia paling hilang akal sehatnya dan lupa bahwa diatas semua ini ada Dia yang paling berkuasa.
Masih dengan tatapan rasa kasihan yang dibuat-buat.

Di sudut ruangan, aku terduduk lemas, inilah cara paling efektif membuat orang mendadak sakit jantung. 



Selasa, 15 April 2014 0 komentar

85 %


Aku mau kita berhenti disini.

Mendadak semua lampu jalanan jadi gelap, bising kendaraan menjadi sepi tak bersuara, sesak tiba-tiba melanda, nafas yang tertahan, satu mangkok bakso yang sudah dipesan berubah menjadi makanan kotor, tanpa basa basi ia cepat mengajak temannya pulang, dia ingin cepat pulang sampai kamar, dan..

Tak harus menunggu sampai kamar rupanya, tangis itu tak bisa ia sembunyikan, sepanjang jalan airmata meleleh begitu saja, nafasnya diburu waktu, sesak, dan tak tahu mau berkata apa.

Sampai kamar, ia membanting pintu, masih dengan nafas yang tak teratur ia berdiri, mengambil apa saja yang pernah diberikan olehnya, oleh dia yang tiba-tiba memintanya berhenti dari perjalanan panjang. Semua yang pernah diberikan olehnya, semua benda yang erat kaitannya dengan dia, ia ambil, ia robek buku-buku yang dulu diberikan saat ulang tahunnya yang pertama, ulang tahun kedua, ketiga, dan kesekian, foto dia, apapun, tak peduli, ia lempar, malam itu tangisnya meledak, bak pesakitan kehilangan akal.

Bagaimana tidak, jika perjalanan yang sudah terlampau panjang dan penuh liku itu tiba-tiba harus berhenti karena alasan yang menurutnya tak masuk akal.

Sejauh ini, ia tak pernah bisa memahami apa yang dipikirkan laki-laki yang selalu ragu itu, sepanjang jalan yang ia lalui ia harus berkali-kali mengalami jatuh dan sakit sebab laki-laki yang di hatinya selalu penuh keraguan. Dan malam ini, ia rasa menjadi puncaknya, kesakitan yang amat berat dia pikul hampir mengeringkan kantung airmatanya.

Separuh nuraninya yang masih sadar, ia berusaha menerima, ini mungkin jalan Tuhan, masa depan manusia hanya sebatas rencana, Tuhanlah yang punya kuasa.
Tapi mengapa harus sekarang? Waktu dimana kabar gembira sedang memenuhi hatinya, kabar gembira akan kesempatannya bisa mewujudkan impian. Pada saat dukungan yang ia harapkan, justru sesak yang tak diduga itu melanda.
***
Harapannya hampir hilang. Keraguan menyelimuti, entah sebab apa, setan memang paling bisa menanam benih ragu pada hati manusia, dan justru keraguan itu ia terus rawat dan menjadi besar.
Sebab ragu itu ia putuskan untuk berhenti, ia tak ingin memberi sakit yang lebih pada gadis yang sudah ia ikrar tiga tahun lalu itu. Ikrar yang tak pernah ia memulainya tapi waktu membuatnya menjadi pejalan yang tangguh. Keyakinan gadis itu membuatnya menjadi punya satu impian kecil.
Tapi saat ini, impian kecil itu tak juga mendapat cahaya untuk keluar, tak ada harapan untuk bisa diwujudkan, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan membuatnya mengambil keputusan yang tidak terduga.
Ia tahu, ia bisa merasakan, tangis gadis itu mengudara, di langit-langit kamar ia bisa mendengarnya, dan dia hanya bisa terduduk lemas menundukkan kepala.
***
Hari berganti, siang jadi malam, bulan menjadi matahari, panas jadi hujan, dan Tuhan mendengar do’a-do’a.
Ada secercah asa, ada harapan kecil, entah akan menjadi apa harapan itu, tapi kedua insan itu percaya akan do’a dan ikhtiar, gadis yang hampir kering airmatanya itu kembali tersenyum, laki-laki yang hatinya penuh keraguan itu menyerah, ia tak sanggup mengambil keputusan yang separuh hatinya merasa berat. Kedua insan itu memulai kembali ikhtiar, ikhtiar dan do’a sejauh yang mereka mampu.
Suatu hari, laki-laki yang di hatinya selalu ragu itu memberikan sesuatu, semacam hadiah untuk ikhtiar yang mereka mulai kembali, untuk waktu yang menunggu, untuk jarak yang tak lagi dekat, dan untuk rindu yang tak bisa bertemu.
Mereka hanya bisa pasrah sepenuhnya pada Tuhan yang punya kuasa, pada waktu yang setia, pada jarak yang membentang, dan keyakinan-keyakinan yang mereka punya.
***
Itulah manusia, setan tak pernah berhenti menggoda dan membisikan keburukan-keburukan pada hatinya.
Setelah berbulan-bulan, jarak yang sudah tak lagi bisa diukur, waktu yang perlahan mulai mengendur, keyakinan yang berubah menjadi kecurigaan, gadis itu merasakan ada yang tak beres, laki-laki itu lama tak ada kabar, dan kesibukan mulai menjadi alasan paling suci untuk jawaban sapa yang tiba.
Ada kabar yang tak baik ia dengar, ingin sekali ia bertanya pada lelaki itu, tapi apalah, jarak yang amat jauh ini menjadi penghalang. Ia tak ingin curiga dan menyimpan prasangka buruk. Sampai akhirnya ia menemukan kata-kata manis itu ditulis oleh laki-laki yang hatinya selalu ragu itu ditujukan pada seorang gadi, lalu? Ada apa dengan mereka?
Pertanyaan-pertanyaan memenuhi pikirannya, ia sibuk dengan prasangka buruk dan kecurigaan yang berlebihan.
Hari itu, sepulang ia mengajar di sekolah, sore yang cukup ramai di negara yang muslimnya minoritas, ia mencari tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain, ia bertanya pada siapa saja yang bisa ia tanya, sampai akhirnya ia menemukan kata-kata yang terlampau berlebihan, status yang berlebihan yang tak bisa ia tolerir lagi.  Hatinya berkecamuk, lelah karena baru saja pulang mengajar, dan kata-kata, status-status yang ia anggap sudah tak lagi bisa dimaafkan.
Sampai di kamar ia membanting pintu, airmatanya kembali meleleh, persis seperti kejadian beberapa bulan lalu sebelum keberangkatannya ke negeri orang, tangisnya meledak, ia berdiri dengan nafas yang tak teratur, ia mengambil benda apa saja yang pernah diberikan oleh lelaki itu, matanya menyisir tiap rak buku dan seisi kamar, tak ada satupun benda pemberian dari dia, dulu sudah habis ia lempar tak bersisa, namun tiba-tiba ia teringat sesuatu, matanya yang sendu tertuju pada satu benda yang selalu ia simpan rapih di dalam kotak, ia membuka kotak itu dan menemukan benda itu, benda yang diberikan oleh lelaki yang hatinya selalu ragu itu, dan..
Tangisnya mendadak berhenti, ia ambil benda itu, ingatannya kembali pada laki-laki itu.

Tolong disimpan baik-baik yah benda ini.
Kenapa memang?
Em, benda ini punya sejarah sendiri untuk saya, benda kesayangan saya.
Memang apa sejarahnya?
Sore itu, langit yang cerah menemani pembicaraan kami.
Suatu malam, saya tiba-tiba punya keinginan untuk mengaji, ingin melancarkan bacaan Qur’an saya, memperbaiki hafalan saya, keinginan itu amat kuat, tapi sayang saat saya ingin memulai keinginan besar itu, di kamar tak ada al-Qur’an, dengan azzam yang kuat saat itu juga saya pergi ke toko buku membeli al-Qur’an, hari demi hari saya mulai memperbaiki hafalan saya dengan al-Qur’an ini.
Suatu hari al-Qur’an ini hilang entah dimana saya lupa, maklum saya memang orang paling ceroboh, al-Qur’an yang suci dan benda yang saya sayang itu hilang, beberapa waktu, cukup lama sekali.
Hingga suatu saat, saya sholat di masjid, entah bagaimana caranya, saat saya selesai sholat, al-Qur’an yang sudah sekian lama hilang itu tiba-tiba berada di hadapan saya, apa kebetulan atau apa saya tak tahu, tapi bukankah tak ada yang kebetulan, semua sudah Tuhan rencanakan. Saya bawa pulang kembali al-Qur’an itu, dan sekarang saya berikan al-Qur’an ini padamu, dijaga baik-baik, sering-sering baca Qur’an dan perbanyak menghafal yah.
Benda itu, ia buka lembar demi lembar, tangisnya mereda begitu saja setelah ingat pesan dari lelaki itu, ia bergegas ke kamar mandi, mencuci wajahnya, mendamaikan hatinya, dan ia mulai membaca al-Qur’an.
Tak lama, satu pesan masuk.
Maaf, status-status tidak jelas itu, jangan salah paham, perempuan yang saya tulis itu dia saudara saya. Tolong jangan salah paham, semoga baik-baik disana.
Gadis itu kembali tersenyum, hatinya sudah berdamai, berkat benda pemberian laki-laki itu marahnya mereda, dan ia kembali membaca al-Qur’an..
Malam yang baik, semoga baik juga nasib kita..




Di negara antah barantah

Yang berusaha mewujudkan impian. 
Selasa, 08 April 2014 0 komentar

Perjalanan Masa Depan (Berakhir)


Petra,

Sesuai perkiraan, ternyata prasangka-prasangka tak baik selama ini yang kusematkan padamu benar nyata, ternyata kesibukanmu disana bukan menjadi alasan mengapa kau tak sempat membalas pesanku, ini memang sudah rencana, sudah kau atur sedemikian hingga tak ada bekas, hingga menjadi akhir dari perjalanan penantian yang sudah sekian lama.
Rupanya pengharapanku selama ini percuma, rupanya aku sudah membuang sebagian waktu hidupku untuk memikirkan orang yang diam-diam sudah menghapus namaku di hatinya.

Petra,
Hari ini aku akhirnya menemukan manusia paling jahat di dunia ini, melebihi para koruptor yang menghabiskan uang rakyat, melebihi para pembunuh berdarah dingin, melebihi para bandit di kota-kota, melebihi apapun. Akhirnya aku menemukannya, penjahat yang sudah diam-diam membunuh perasaan seseorang, membunuh pengharapan-pengharapan, membunuh impian kecil, membunuh satu persatu yang dimiliki oleh seseorang.
Aku malu, sungguh teramat malu pada diriku, sudah menghabiskan sebagian waktu hidupku untuk memikirkan hal-hal yang tak berguna sama sekali.
Aku malu pada mereka, yang menjelang sore kuusap punggungnya, kuhapus airmatanya, kutabahkan hatinya, sungguh teramat malu, andai mereka tahu, ternyata sekarang aku yang harus dihapus airmatanya, yang harus dikuatkan hatinya, tapi bagaimanalah dunia ini terlampau lucu, mengobati sakit orang lain apa harus juga merasakan sakit? Sungguh tidak adil.

Petra,
Itulah yang kukhawatirkan, kau disana, aku disini, jarak yang tak lagi dekat membuat segala hal berubah menjadi sesuatu yang tidak terduga.
Aku tak ingin menyalahkanmu, sebaiknya aku yang harus bersadar diri karena terlalu banyak berharap pada seseorang yang tidak pasti..

Petra,
Semoga Allah selalu menyayangimu.





08 April 2014
22.43
Aira
Kuhentikan perjalananku..


Jumat, 04 April 2014 0 komentar

Perjalanan Masa Depan (Kepastian)


Petra,
Ini sudah suratku yang kedua setelah kau berbulan-bulan pergi tanpa kabar. Aku masih tak habis pikir kesibukan apa yang kau lakukan sampai sejahat itu padaku, bahkan presiden pun, masih sempatnya berkirim pesan pada istrinya di tengah banyaknya masalah negara.
Petra,
Sampai pada titik ini, akhirnya aku berkesimpulan, apa mungkin dengan cara ini, dengan diam-diam tak peduli padaku, berpura-pura tak membaca pesanku, apakah mungkin ini bagian dari kesengajaan yang kau buat untuk meninggalkanku? Apa dengan melakukan ini kau ingin membuatku menyerah, kau ingin aku berpikir dengan sejuta prasangka, dan pada akhirnya aku akan berkata pada diriku sendiri, “menyerahlah, ini sudah berakhir”. Apa benar semua yang kupikir ini?

Aku hampir putus asa beberapa bulan ini, tapi sejujurnya aku masih membuang jauh-jauh pikiran buruk itu, aku takut, itu benar-benar terjadi, dan aku tak pernah siap menerimanya. Bukankah ini sudah terlalu jauh kita berjalan, bukankah ini sudah terlampau lama untuk memilih berhenti?
Petra,
Dua malam terakhir ini aku sering bermimpi buruk, dan entahlah aku khawatir menyampaikan mimpi ini, aku percaya itu Cuma ulah syetan yang membuatku semakin ragu dan khawatir, jadi aku berpura-pura tak pernah bermimpi apapun, tapi mengingat kembali bagaimana jahatnya kau tak menggubrisku, setengah dari kesadaranku meyakini apa mungkin mimpi itu akan jadi nyata?


Aku hampir putus asa, kumohon jangan berbuat seperti ini padaku.. 


4 april, 2014
Selasa, 01 April 2014 0 komentar

Perjalanan Masa Depan (Kelemahanku)


Apa kabar petra?

Sudah beberapa bulan ini tak ada kabar darimu, sudah makankah? Bagaimana dengan lingkungan barumu? Apa kabar ausi?

Banyak yang ingin kutanyakan, banyak yang ingin kuketahui pula, tapi entah karena alasan apa sms yang kukirim tak juga mendapat balasan, sesibuk itukah kau disana? Inilah hal yang paling kukhawatirkan saat kau pamit untuk pergi tanpaku.

Jarak dan waktu selalu menjadi penghalang, dan dengan jarak yang bermilyar meter ini aku tak sanggup mendeteksi lagi keberadaanmu, aku tahu teknologi sudah semakin canggih, tapi secanggih apapun kalau kau memang tak punya waktu untuk sekedar membalas pesanku, rasanya teknologi sehebat apapun berasa sia-sia.

Petra,
Apa yang kau lakukan sekarang? Aku dengan banyak waktu luangku selalu menyempatkan diri memikirkanmu sejenak, menuangkan buah pikirku dengan jari-jariku, lalu sambil memikirkanmu dan membayangkan masa depan kita akan menjadi seperti apa. Kemudian setelah 5 menit kemudian ia hilang, imajinasi itu hilang, dan aku menjadi diriku yang lain, yang berpura-pura tak merindukanmu, menjadi diriku yang berpura-pura punya kesibukan sehingga tak punya waktu untuk mengingatmu.

Itulah kelemahanku petra, aku tak bisa dibiarkan terlalu lama, aku tak bisa kau tinggalkan terlalu lama, karena hal paling menyesakkan adalah menyimpan rindu sendirian. Bagaimana mungkin aku tahu di waktu sibukmu itu apa juga memikirkanku barang 5 menit saja, lalu hilang setelah itu, atau bahkan tidak sama sekali.

Petra,

Jadi kapan kau pulang? Kembali ke tempatmu semula.. 



1 April 2014

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;