Minggu, 03 November 2013 2 komentar

Feminin % Maskulin



Malam ini jalanan ramai, malam yang tak biasa kulewati, lampu-lampu gemerlap, cahaya bulan mulai nampak, di sudut-sudut jalan orang tertawa bersahutan, sepertinya malam ini menjadi malam bahagia untuk mereka. 

Sayangnya, di tengah gelak tawa yang tiba-tiba terdengar pekik ditelinga, ada seseorang yang menikmati hidupnya sendirian, menikmati malam yang tenggelam dengan kesenangan ini sendirian, ia berjalan gontai, lelah dan merasakan kekecewaan yang mendalam. 

Ada perasaan bersalah dan sedih menyelimutinya, 

Mengapa aku cepat sekali merasa sedih, kecewa ?
Mengapa sisi kewanitaanku begitu kuat? 

Sambil menunggu lampu merah berhenti, pikirannya melayang ke alam lain. Pikirannya meracau entah kemana, rasa kecewa itu timbul tenggelam menyelimuti. Ada detak-detak cepat yang bergemuruh di dadanya, entah kenapa ia merasa begitu menjadi wanita untuk di kesekian kalinya. 

Terkadang ia ingin juga memiliki sisi maskulin yang bisa mengimbangi betapa rapuh dan sensitif perasaannya, ah sedikit saja ia dikerasi, sedikit saja ia diabaikan, sedikit saja ia tak diperdulikan, saat itu juga ia akan merasakan kecewa yang amat. 

Tidak bisakah aku menganggap bahwa ini biasa saja, tidak bisakah hal semacam ini kulupakan begitu saja dan aku bisa easy going tentunya, menikmati hidup dengan dua sisi yang berimbang, feminin dan maskulin ?. 

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini untuk kesekian kalinya muncul, dan lagi-lagi ia hanya bisa bertanya, dan tak pernah menemukan jawabannya.

Pada saat ia semakin terperosok dalam bawah sadarnya, ada bisikan yang ia amat kenali suaranya. 

Duhai makhluk Tuhan yang mulia, betapa Tuhan menciptakanMu dengan paling sempurnanya ciptaan, pada saat malaikat sibuk bertanya mengapa Tuhan menciptakan makhluk yang demikian lemah tapi bisa begitu kuat, yang bisa menenangkan dan memberi kesejukan yang melihat, Tuhan terus saja menciptakanmu, ia sadar betul akan menjadi seperti apa kelak ciptaannya ini. 

Airmata yang oranglain anggap sebuah kelemahan, justru Tuhan ciptakan sebagai wujud dari tumpahan rasa senangnya, rasa sedihnya, rasa bangganya, dan menjadi sebuah kekuatan khusus untuknya, dimana ia bisa mengekspresikan semua perasaanya melalui airmata.
Maka menangislah diam-diam, simpan airmata itu sebagai kekuatanmu.
Bisikan itu semakin kuat menahanku untuk berhenti, jalanan semakin ramai, kendaraan tak mau berhenti untuk memberiku ruang lewat sesaat saja, ah betapa malam ini aku sadar betul mengapa begitu sensitifnya diriku, mengapa begitu kuat sisi femininku. Malam minggu itu, kupercepat langkahku, aku ingin cepat sampai dan mengatakan pada teman baikku, bahwa aku perempuan yang kuat.. 



Suronatan, 02 November 2013..
20.30



Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;