Kamis, 23 Februari 2012

Teori konflik (sayyid qutb), principium exclusi tertii (logika), Antara kebenaran islam dan kebenaran menurut kaum liberal




Siapa yang tidak kenal dengan sayyid qutb?? Bagi dunia islam timur pada abad ke 20 pasti tahu dan kenal dengan sosok yang orang bilang dengan muslim radikal, fundamentalis, dan seabreg sebutan untuknya yang negative dari berbagai kalangan, meskipun tidak sedikit juga yang memuji dengan keberaniannya menegakkan islam, kalau menurutku mungkin beliu pantas dapat darah keturunan umar bin khatab.

Dengan menggunakan teori konflik dalam tafsirnya fi zhilalil qur’an, beliu berhasil mendobrak kacamata dan keyakinan kita tentang pemahaman kebenaran yang sesungguhnya. Dengan membuat contoh sebuah persimpangan jalan, dia menerapkan teorinya dengan memberikan pilihan hidup atau mati, A atau B, iman atau kafir, bahagia atau sengsara, neraka atau surge. Dan semua itu hanya ada dua pilihan, tidak ada pilihan untuk yang ketiga, maka dalam ilmu logika ia disebut principium exclusi tertii, dimana jika sesuatu bila dinyatakan hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada jalan tengah/pilihan untuk yang ketiga, yang dengan symbol dilambangkan  (p v ~p). 

Maka, seperti itulah kebenaran dalam agama kita, bahwa hidup itu hanya ada dua pilihan antara surga dan neraka, mau sengsara atau bahagia, itu semua terserah si manusia yang diberikan kebebasan memilih. Bahkan jika kita berpikir untuk memilih yang ketiga yaitu sebuah tempat antara surga dan neraka, ya boleh2 saja maka jadilah kita seorang pengikut fanatiknya wasil bin atho. 

Maka sangat tidak masuk akal sekali menurut saya jika ada orang atau kelompok orang yang menjudge bahwa kebenaran itu seolah-olah bisa dikaburkan begitu saja, kebenaran yang tidak jelas, tidak mau mengatakan hanya ada surga dan neraka, yang ada semua masuk surge dan neraka itu tidak ada, ya kalau begitu seh mendingan ke laut aja luh (kalau katanya radja)



0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;