Sabtu, 04 Oktober 2014

Hanya saja, ingin bercerita padamu..




Abi, apakabarnya engkau disana? Bagaimana rasanya indah syurga? Aku sungguh berharap pada Dia menempatkan engkau pada kedudukan yang tinggi. Amin.
Abi, anak pertamamu yang manis ini tentu saja selalu baik-baik saja, usiaku sudah 22 tahun hampir saja sampai di 23, berat badan terakhir kemarin 59 kg, ah engkau tentu tak akan khawatir dengan kondisiku yang sehat ini. Anak abi yang kedua dan si bungsu juga baik-baik saja, ah kemarin sudah kuceritakan bukan kalau dede sudah masuk perguruan tinggi dan si bungsu sudah 2 SMP dan tinggal di pesantren juga aktif di kegiatan sekolah, tak berbeda jauh denganku, yah sebab si bungsu selalu ingin menjadi tetehnya, andai dia tahu tetehnya sangat biasa saja, tak ada apa-apanya.
Abi, sudah 6 bulan berlalu aku menetap di negri antah barantah ini, dan abi tahu sebentar lagi aku mau pulang, ah rasanya rindu ini sudah terlalu penuh untuk kutampung jadi kubiarkan ia terurai satu persatu, rindu umi, rindu si dede dan si bungsu dan tentu saja rindu semua hal yang ada di negri kita. Disini aku baik-baik saja, betah, guru-guru dan tetangga baik-baik, murid-muridnya, yah seperti yang abi tahu ada saja murid-murid nakal yang sedang berproses menjalani kehidupan, tapi aku sungguh baik disini, hanya saja yah hanya saja pada satu waktu ketika sepi dan bosan mencekik leher dan tak ada yang bisa dilakukan, pada satu waktu itulah jalan yang teringat adalah pulang, sebab pulang adalah obat dari semua kerinduan.
Abi tahu, kemarin adalah idul adha yang sudah kesekian tak kulalui bersama keluarga, tidak hanya sekali dua kali tapi sudah sering, dan ini yang terberat karena begitu jauh dari siapapun, tak ada tempat untuk sekedar menyimpan rindu yang sudah penuh, semua disini terasa sempit sekali. Di negri antah barantah ini perayaan lebaran bukanlah seperti yang kita rasakan di negri muslim biasanya, disini sepi sekali, bahkan tak ada suara takbir, bahkan beberapa hari sebelumnya aku lupa kalau esoknya adalah lebaran idul adha.
Abi, sekarang aku sudah mulai membaik dalam mengontrol diri, mengontrol perasaan dan menahan semua yang mendidih dalam hati, perlahan-lahan aku sudah bisa, di surat yang kesekian aku pernah bercerita bukan tentang sosok dia, seseorang yang alisnya mirip sekali denganmu, sebab begitu banyak hal yang terjadi dan tentu saja aku sadar diri siapa diriku ini maka aku belajar untuk menahan, semoga hasilnya manis suatu saat nanti, abi ingat kan sosoknya, seseorang yang kusebut namanya dalam do’a.
Abi, esok ketika sudah sampai rumah, sudah bertemu umi dan kedua anak abi yang lain aku janji akan mengirimimu surat kembali, aku janji, janji anak pertamamu, pasti abi juga rindu umi, aku akan menceritakan bagaimana keadaan umi nanti..
Abi, selamat malam...

04 Oktober 2014
Pakpayoon.


0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;