Sabtu, 27 September 2014

Deraslah



Kau boleh membuka hatimu pada yang lain, aku tak melarang.
Katamu suatu hari dengan wajah dinginmu, dan wajah dingin itu menjadi begitu amat dingin dari biasanya sebab dingin hujan membuat pertemuan kita menjadi berbeda.
Aku tak mau.
Jawabku ketus.
Kau pikir mudah membuka hati untuk orang lain? Andai saja tetes hujan saat itu bisa kuraih ingin sedikit kubasahi wajahmu dengannya agar kau tersadar dari kata-kata aneh itu.
Aira
Panggilmu tajam, ah kata-katamu sore itu mendadak seperti sebilah pisau.
Sebelum kata-katamu semakin sulit kuterima, kubiarkan kau meracau sendiri dengan hujan.
Mau kemana aira?
Tanyamu masih dengan wajah dingin.
Tak perduli hujan sederas apapun, lebih baik aku tak mendengar lagi bicaramu yang aneh itu.
Biar saja hujan turun sederas apapun, dengan begitu tak pernah ada yang tahu ada tetes hangat di pipiku..



0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;