Petra,, ada pedih yang
terpendam di dalam sana sehingga pelan-pelan menjadi kesedihan yang
berkepanjangan dalam hidupku, bukan ku tak ingin membuangnya hanya saja
kesedihan itu sudah terlalu kuat menggerogoti, ibarat virus maka seluruh
tubuhku sudah diserangnya. Maka bukan hal mudah bisa melepasnya begitu saja.
Petra, ada banyak hal yang
ingin kutanyakan padamu, pada orang-orang di dunia ini yang bisa menikmati
hidup tanpa beban dalam hidupnya, orang-orang yang bisa tersenyum begitu ikhlas
dilihat bahkan kita yang melihat ikut bahagia, dan aku ingin bertanya pada
Tuhan, petra, sungguh ada banyak pertanyaan yang ingin kusampaikan, seandainya
Tuhan membuka dialog interaktif bagi makhluknya maka aku akan menjadi pendaftar
pertama.
Petra, untuk banyak pertanyaan
yang ingin kusampaikan aku hanya akan mengajukan tiga pertanyaan yang selama
ini membuatku selalu penasaran, adakah orang yang bisa memberikan jawaban yang
tidak perlu lagi aku bertanya.
Pertama,
kenapa manusia harus dibedakan antara status sosial kaya miskin, bahagia
sengsara, rasanya sangat tidak adil petra, bagaimana dengan orang-orang kaya
yang menghabiskan uang hanya berfoya-foya dan tak pernah berderma, anak-anak
mereka dibiarkan bebas hidup dan bergaul, pendidikan tidak lagi menjadi menu
pokok untuk mencerdaskan anak, karena dengan uang apa saja bisa diperoleh, lalu
bagaimana dengan orang-orang miskin papa, yang untuk sekedar makan saja susah
apalagi untuk sekolah sampai sarjana dan berilmu, sehingga mereka mengubur
impian mereka dalam-dalam karena untuk sekedar bermimpi bisa sekolah tinggi
saja tidak berani apalagi bisa mewujudkannya, padahal keinginan sangat kuat
dalam hatinya, bagimana ini bisa terjadi, kenapa orang yang kaya itu tidak
disematkan pada mereka yang memiliki impian tinggi dalam hidupnya, haruskah ia
mengubur mimpi yang selama ini hanya ia susun di benaknya paling dalam??
Kedua,
kehilangan itu menyakitkan. Petra, aku tak pernah ingin kehilangan siapapun dan
apapun yang kumiliki saat ini, tapi petra ternyata manusia milik Tuhan, maka
tak pantas jika aku ingin memiliki sepenuhnya, aku harus bisa mencintai
siapapun sekedarnya, sehingga ketika kehilangannya aku tak perlu bersedih hati
keterlaluan, tapi petra, ini teori, setelah kita mengalaminya maka semua teori
itu gugur, kita tak bisa mempercayainya lagi, bahkan akhirnya kita akan
mengatakan persetan dengan semua teori apapun, karena kenyataan akan sangat
berat dialami, maka petra pertanyaanku
bagaimana kita bisa ikhlas ketika kehilangan??
Terakhir petra, jika ada
seseorang yang mencintaimu dan kau takut menyakitinya apa kau pasti akan
menerima wanita itu dan menikahinya padahal kau belum tentu mencintainya, namun
di satu sisi kau mencintai wanita lain tapi kau meragukan cintanya padamu
bahkan dia belum tentu mencintaimu sejauh cinta wanita yang mencintaimu, maka
yang manakah yang kau pilih??
Aira
22.20
30-07-12
0 komentar:
Posting Komentar