Ramadhan,
Surat kedua kutulis menjelang aku tidur, sampai melewati angka 12 mataku
tak juga bisa terpejam, ada perasaan rindu yang terus menggelayut, mimpi yang
tiba-tiba, merasakan kembali hangat tangannya dalam mimpi, semua itu semakin
memperkuat rasa rindu yang kusimpan diam-diam.
Ah betapa aku rindu bisa merasakan bulan penuh berkah ini bersama
orang-orang terkasih, menanti hari demi hari menjelang lebaran, membantu ibu
membuat kue, menanti kepulangan bapak dari masjid, satu momen yang tak pernah
aku rasakan, sungguh Tuhan, aku ingin merasakannya sekali saja seumur hidupku.
Ramadhan,
Kenapa selalu begini, di bulan berbahagia ini perasaan merelakan,
mengikhlaskan itu semua harus kembali kupertanyakan pada diriku, sakitnya
kehilangan, takut ditinggal pergi, semua itu aku merasakannya lagi, di tiap
ramadhanmu.
Ramadhan,
Aku rindu teduh matanya dibalik kacamata tebal, penyakit yang ia turunkan
padaku, rindu saat ia mengajariku mengaji, memarahiku kalau malas bangun
shubuh, rindu tangisku bersama adik saat kami dipaksa untuk menghafal Qur’an
setiap shubuh padahal kami mengantuk, rindu genggaman tangannya yang hangat,
rindu melihatnya masih asik dengan al Qur’an sementara kami dipaksa untuk
tidur, rindu masakannya yang lebih enak dibanding masakan ibu, aku rindu semua
itu...
Dan yang paling aku rindu, bisa tidur disisinya dan saat larut tiba, ia
membangunkanku dan memintaku mengambil air putih di dapur, sering aku menolak
tapi ia tak pernah bosan selalu bilang “ayo anak abi yang pinter, ayo anak abi
yang cantik”, dan rayuan-rayuan lain yang akhirnya memaksaku bangun dan
mengambilkannya minum.
Tak ada yang lebih manjur dari rayuan siapapun untuk seorang anak
sepertiku, ibu yang melahirkanku bahkan lebih sering kutolak perintahnya. Tapi
dia, entah kenapa selalu tak bisa kutolak. Benar kata orang, anak perempuan
memang paling dekat dengan bapaknya.
Ramadhan,
Saat ini usiaku 21, kelak saat usiaku berubah menjadi 22, 23, 24 dan
seterusnya aku menjadi seseorang yang ikhlas, aku menjadi seseorang yang rela,
dan ramadhanku selalu bahagia, tak pernah berduka.
Amin.
26 Juli 2013
1.30
0 komentar:
Posting Komentar