Sabtu, 03 Agustus 2013

Surat Untuk Ramadhan 3



Ramadhan,
Hari ini rasa rindu kampung halaman terbayar sudah, mengeja kembali satu persatu kota kelahiranku, jalanan yang macet, asap kendaraan, pedagang kaki lima, menatap bangunan besar tempat aku dari kecil menimba ilmu, ah ternyata aku sudah berada di kotaku, kota romantis, kota hujan.
Tak sampai lunas rindu mataku menatap sekeliling, tiba-tiba gerimis, perlahan mulai terasa tetesnya membasahi pakaian, tak apa ini hujan penyambutan, tahulah bagaimana dia memperlakukan orang yang kembali ke kampung halamannya, mencium bau aroma tanah, semua kenangan kembali satu persatu.
Ramadhan,
Kampung halaman adalah tempat kembali, sesibuk apapun orang di negeri perantauan, rumah selalu menjadi pilihan untuk pulang.
Aku sibuk mencari angkot ke rumah, ah terasa sekali bedanya saat di kotaku dengan kota yang kutinggalkan, di kota 1000 knalpot ini angkutan kemanapun ada, tidak usah risau bagi kaum sepertiku yang masih dengan bangga belum bisa mengendarai motor, senyum di wajahku kembali merekah, di kotaku aku kembali dengan diriku yang seutuhnya.
Ramadhan,
Hanya menghitung hari saja lebaran tiba, kulihat toko-toko pakaian sesak oleh pembeli, di usiaku yang sudah kepala dua ini tak ada hasrat lagi untuk ikut berjejal di toko membeli pakaian baru, cukup aku pulang ke rumah, lebaran dengan keluarga.
Sampai rumah, sepi.
Sudah kuduga, hanya ada nenek di rumah, kakek pergi, ibuku? Ah aku lupa, aku selalu pulang ke rumah nenek di kampung, suasana perkampungan lebih bersahabat denganku dibanding harus tinggal di rumah ibu, dekat kota, macet, panas, arrggh bisa kuat sehari atau dua hari saja mungkin.
Rumah nenek adalah induk seluruh keluarga besar bertandang, dari anak pertama sampai bontot saat lebaran semua berkumpul di rumah nenek, ya termasuk ibuku, maka aku hanya akan menunggu waktu saat ibu tiba di rumah nenek.
Semua anak nenek merantau dan tak ada yang tinggal di rumah, anak pertama ibuku, tinggal di ciawi, dekat puncak bogor, anak kedua tinggal di ciamis, masih masuk jawa barat juga tapi perjalanan kesana makan waktu 7-8 jam, anak ketiga karena urusan tugas kantor ditugaskan di timika, papua barat, anak keempat sibuk bisnis di jakarta, anak kelima ikut suaminya ke sulawesi, dan anak terakhir tugas kantor juga, ditugaskan di fakfak, papua.
Dan aku, sebagai cucu tertuanya saat liburan akan dengan senang hati memilih pulang ke rumah nenek, udara yang dingin, karena letaknya di pegunungan, tidak seramai di kota, masih asri, masih segar, lebih mendamaikan.
Ramadhan,
Ibu akan lebaran bersama suaminya di padang, entah kapan pulang, padahal aku juga menghabiskan liburan di rumah tak akan lama, entah bisa bertemu atau tidak. Besok, aku disuruh ibu menjemput adik paling kecilku di pesantren, ah ternyata nasibku tidak sendirian, aku bersama adikku, menikmati lebaran untuk kesekian kalinya hanya bersama nenek dan kakek...
Ramadhan,
Saat ini usiaku 21 tahun, semoga di usiaku yang semakin tua kelak aku tak lagi merasakan ramadhanku kesepian, dan merasa resah menjelang lebaran.

02/08/13

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;