Ramadhan,
Hari ini rasa rindu kampung
halaman terbayar sudah, mengeja kembali satu persatu kota kelahiranku, jalanan
yang macet, asap kendaraan, pedagang kaki lima, menatap bangunan besar tempat
aku dari kecil menimba ilmu, ah ternyata aku sudah berada di kotaku, kota
romantis, kota hujan.
Tak sampai lunas rindu mataku
menatap sekeliling, tiba-tiba gerimis, perlahan mulai terasa tetesnya membasahi
pakaian, tak apa ini hujan penyambutan, tahulah bagaimana dia memperlakukan
orang yang kembali ke kampung halamannya, mencium bau aroma tanah, semua
kenangan kembali satu persatu.
Ramadhan,
Kampung halaman adalah
tempat kembali, sesibuk apapun orang di negeri perantauan, rumah selalu menjadi
pilihan untuk pulang.
Aku sibuk mencari angkot ke
rumah, ah terasa sekali bedanya saat di kotaku dengan kota yang kutinggalkan,
di kota 1000 knalpot ini angkutan kemanapun ada, tidak usah risau bagi kaum
sepertiku yang masih dengan bangga belum bisa mengendarai motor, senyum di
wajahku kembali merekah, di kotaku aku kembali dengan diriku yang seutuhnya.
Ramadhan,
Hanya menghitung hari saja
lebaran tiba, kulihat toko-toko pakaian sesak oleh pembeli, di usiaku yang
sudah kepala dua ini tak ada hasrat lagi untuk ikut berjejal di toko membeli
pakaian baru, cukup aku pulang ke rumah, lebaran dengan keluarga.
Sampai rumah, sepi.
Sudah kuduga, hanya ada
nenek di rumah, kakek pergi, ibuku? Ah aku lupa, aku selalu pulang ke rumah
nenek di kampung, suasana perkampungan lebih bersahabat denganku dibanding
harus tinggal di rumah ibu, dekat kota, macet, panas, arrggh bisa kuat sehari
atau dua hari saja mungkin.
Rumah nenek adalah induk
seluruh keluarga besar bertandang, dari anak pertama sampai bontot saat lebaran
semua berkumpul di rumah nenek, ya termasuk ibuku, maka aku hanya akan menunggu
waktu saat ibu tiba di rumah nenek.
Semua anak nenek merantau
dan tak ada yang tinggal di rumah, anak pertama ibuku, tinggal di ciawi, dekat
puncak bogor, anak kedua tinggal di ciamis, masih masuk jawa barat juga tapi
perjalanan kesana makan waktu 7-8 jam, anak ketiga karena urusan tugas kantor
ditugaskan di timika, papua barat, anak keempat sibuk bisnis di jakarta, anak
kelima ikut suaminya ke sulawesi, dan anak terakhir tugas kantor juga,
ditugaskan di fakfak, papua.
Dan aku, sebagai cucu
tertuanya saat liburan akan dengan senang hati memilih pulang ke rumah nenek,
udara yang dingin, karena letaknya di pegunungan, tidak seramai di kota, masih
asri, masih segar, lebih mendamaikan.
Ramadhan,
Ibu akan lebaran bersama
suaminya di padang, entah kapan pulang, padahal aku juga menghabiskan liburan
di rumah tak akan lama, entah bisa bertemu atau tidak. Besok, aku disuruh ibu
menjemput adik paling kecilku di pesantren, ah ternyata nasibku tidak
sendirian, aku bersama adikku, menikmati lebaran untuk kesekian kalinya hanya
bersama nenek dan kakek...
Ramadhan,
Saat ini usiaku 21 tahun,
semoga di usiaku yang semakin tua kelak aku tak lagi merasakan ramadhanku
kesepian, dan merasa resah menjelang lebaran.
02/08/13
0 komentar:
Posting Komentar