Rabu, 25 September 2013

Misteri




Laki-laki itu tertunduk lemas, semua usaha yang ia kerahkan sia-sia, penantian panjangnya musnah hanya dengan satu lembar kertas berwarna merah muda, motif berbunga-bunga dengan dua nama yang tak asing baginya tertera di bagian muka.
Ah, betapa malang nasibnya, bagi orang yang hanya melihatnya sekali waktu dan melihat kondisi dia saat melihat lembar merah muda itu, tangannya gemetar, dadanya bergemuruh, wajahnya merah entah pertanda marah, malu, atau apapun yang menunjukkan kekecewaan yang mendalam.  
Seseorang yang bertahun-tahun ia tunggu, ia tanggalkan impian-impiannya, harapan masa depannya, demi seseorang yang ternyata entah karena alasan apa, menyakitinya dengan lembut, tanpa suara tanpa kata-kata.
Hari itu, ia hanya terduduk lemas, menatapi langit sore yang dimatanya terlihat gelap, amat gelap, padahal hari itu matahari masih kuning dan langit biru amat cerah.
***
Di pagi buta, seseorang mendatangiku, seorang teman yang kukenal, entah alasan apa, dia mendatangiku dengan tiba-tiba, wajahnya menyimpan kesedihan yang mendalam, bagi teman yang kukenal aku ibarat tong sampah, menjadi tempat pengaduan, entah mereka tertawa, menangis sejadi-jadinya, atau sekedar bercerita santai, tapi aku menyukainya, aku menyukai diriku yang seperti tempat sampah. 

Dia memulai percakapan, suaranya terdengar lemah, tapi aku masih bisa mendengarkan.
Ternyata sudah tak ada harapan, dia sudah ada calon, kenapa tidak sejak dulu dia memberitahuku, bukankah aku sudah terlalu lama menghabiskan waktu menunggunya dalam kubangan perasaan yang hanya aku sendiri, hanya aku yang menikmatinya, dia sudah memiliki seseorang yang lain. 

Pertanyaan-pertanyaan dia lontarkan tanpa sadar tak ada yang menjawab, aku hanya diam sejenak, ingin mendengarkan semuanya utuh, tidak ingin banyak berkomentar.
Aku sudah belajar untuk mencintai, aku sudah mencoba untuk mengalihkan perhatianku, tapi sudah sejauh ini hanya dia kecenderunganku, tapi ternyata dia sudah punya. Kenapa tak sejak dulu dia sampaikan padaku, bahwa aku tak perlu menunggu, bahwa aku harus mencintai orang lain, bahwa aku harus melupakannya, tapi dia hanya diam, dia tak peduli, dia tak menggubris apapun yang kulakukan, padahal sejak awal dia tahu, dia tahu aku masih mengharapkannya.
Dia tak mampu menahannya, di pagi buta itu, seorang teman yang kukenal, mengadukan rasa kecewa dan sakitnya padaku, menumpahkan airmatanya dihadapanku, pagi yang cerah pun terasa menyesakkan.
***
Mana yang kau pilih?
Seseorang yang amat mencintaimu atau seseorang yang amat kau cintai?
Pertanyaan bodoh.
Jelas, aku ingin dicintai dan mencintai.
Tidak, pertanyaannya hanya itu, dia sangat mencintaimu, kau tahu itu bahkan dia memberanikan diri untuk melamarmu secepatnya, apalagi yang kau tunggu.
Dan, kau sangat mencintai laki-laki lain, lelaki sederhana dengan impian yang sederhana, seorang yang bahkan entah kapan memberanikan diri melamarmu, tapi kau teramat yakin padanya, yakin bahwa seseorang yang mendampingimu adalah dia.
Mana yang kau pilih?
Aku memilih dia.. seseorang yang dimataku sederhana tapi bisa membuat perasaan yang amat istimewa untukku.
***
Misteri.
Ya, hidup memang misteri, perasaan, cinta, impian, keinginan, jodoh, semuanya misteri, entah bagaimanapun kita berbuat, kita berharap, tapi jika Tuhan tidak membersamai, semuanya akan sia-sia.
Harapan apapun, berusahalah mengembalikannya pada Dia.
Manusia hanya mampu menangkap sesuatu yang baginya terlihat menguntungkan dan nyaman, tanpa tahu apa sesuatu itu baik untuknya, berdampak positif atau tidak. Ibarat makanan, manusia lebih tertarik makanan instan dan siap saji, secara kasat mata dia terlihat enak tapi ternyata bisa merusak kesehatan, merusak pencernaan, nah seperti itulah kita, selalu memandang parsial hidup.
Percayalah, yang terjadi pada kita, selama kita bergantung padaNya, maka jalan yang kita tempuh pasti akan menjadi baik.
Semoga kita selalu bahagia dengan rencana dariNya...


Persada,
21.58

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;