Petra,
selamat malam, untuk malammu yang sudah habis oleh waktu, untuk
malammu yang lupa membaginya denganku, malam yang kau sibukkan dengan
egomu sendiri, apa malam ini kau masih sama seperti malam-malam yang
lalu, duduk termangu menghadap layar laptopmu menghabiskan semua sisa
seolah yang hidup di dunia hanya kau dan benda itu.
Petra,
malam ini ada sesuatu yang mengusik pikiranku, sesuatu yang
sebetulnya pernah kualami sendiri, dan pada akhirnya aku sadar dan
membebaskan diriku, kumulai ceritaku dari siang tadi, teman satu
kostku tiba-tiba sakit, badannya demam tinggi, mual-mual dan selalu
ingin ke kamar mandi, aku heran karena hari sebelumnya dia baik-baik
saja, sampai siang tadi dia terlihat baik, ya memang namanya ujian
Allah tidak diduga datangnya kapan, maka hari itu dia tidak berangkat
ke kampus, aku sudah menyuruhnya minum obat dan istirahat, tapi dia
diam saja, aku bertambah heran karena tidak biasanya dia diam, sekali
lagi aku berpositif mungkin karena dia sakit jadi sifat asli
cerewetnya mati seketika, tapi aku merasa ada sesutu yang ia
sembunyikan dariku, entahlah dan hari itu aku ke kampus sendirian.
Sepulang
dari kampus, aku lihat dia mual-mual dan bolak balik kamar mandi,
sambil menahan perutnya ia merintih kesakitan, tanpa peduli apapun
lagi kuhampiri dan kutanyai sebetulnya dia sakit apa, sangat
mencurigakan sekali petra, perasaanku makin tidak tenang.
Sambil
menangis dia memelukku, ada satu kalimat yang dia tanyakan yang
membuatku tak bisa menjawabnya.
“Aira,
ada tidak obat pelangsing yang tidak menyiksa?”
Kutahan
nafasku sesaat, jantungku berpacu cepat, aku benar-benar tak bisa
bicara petra, sepertinya saat itu dunia sedang menghakimiku dan aku
tak bisa menjawabnya.
Singkatnya
petra, temanku tadi sakit karena minum obat pelangsing, setiap hari
rutin dia mengkonsumsi obat, jamu, minuman dan semua hal yang bisa
menurunkan berat badan, obsesi besarnya dipicu karena merasa malu
dengan berat badan yang tidak normal dan berlebihan, ditambah lagi
dia beralasan laki-laki tidak suka perempuan gemuk.
Petra,
aku malu. Bagaimana aku bisa menasehati dia panjang lebar dan
menenangkannya, diam-diam aku pun mengkonsumsi obat pelangsing
seperti dia.
Melihat
perempuan diluar sana memiliki tubuh bagus dan langsing, sungguh ada
keinginan dalam hati perempuan manapun termasuk aku, hanya saja
seberapa besar keinginan itu, untuk yang tidak terlalu peduli maka ia
akan berusaha menepisnya, tapi aku yakin setiap wanita
menginginkannya.
Petra,
apa salah menginginkan fisik yang sempurna?
Fisik,
bagi sebagian besar kaum wanita menjadi nomor satu, apapun cara akan
dilakukan untuk mendapatkan fisik yang bagus, wajah yang cantik,
tubuh yang langsing, dan kulit yang putih, sungguh tidak salah petra,
jika saja kau menjadi perempuan maka ku yakin kau akan terserang
virus itu meskipun sangat kecil. Tapi apa yang salah, yang salah
kalau semua yang dilakukan berlebihan dan diluar koridor agama kita,
bukankah Allah berfirman “Janganlah kamu sekalian menjatuhkan
dirimu dalam kebinasaan”, maka ketika untuk memiliki wajah yang
cantik dengan operasi pelastik, memakai make up berlebihan dan belum
tentu halal, justru saat itulah dia sedang merusak wajahnya, ketika
untuk mendapatkan tubuh yang langsing dia harus mati-matian minum
segala pil, obat atau apapun yang bisa menurunkan berat badan, maka
saat itulah ia sedang menyiksa tubuhnya, buktinya temanku itu pada
akhirnya tersiksa dan jatuh sakit.
Petra,
terkadang laki-laki juga salah, mereka selalu menuntut lebih dari
wanita, ingin pasangan cantik, fisik oke, kulit putih, tubuh seperti
gitar spanyol, sehingga wanita yang tidak memiliki kriteria yang
diinginkan akan tersingkir dan dianggap rendah di mata lelaki,
sehingga mereka berusaha mati-matian untuk sempurna. Padahal tidak
selalu laki-laki juga memenuhi kriteria tersebut, dasar laki-laki.
Petra,
untukmu sebagai laki-laki jangan melihat perempuan dari fisik, kata
Ibnu Qoyyim al Jauziyah, cinta itu adalah sebab dan dia akan hilang
bersamaan dengan hilangnya sebab tersebut, maka ketika seseorang
mencintai pasangannya karena fisik, saat usianya mulai menua,
kecantikannya akan hilang berganti kulit keriput dan rambut yang
memutih, maka cintanya akan ikut hilang.
Petra,
aku janji tidak akan menyiksa diriku lagi, aku akan membebaskannya,
bebas menjadi perempuan yang bisa sempurna lewat hatinya....
Malam
ini, biarkan tidurku lelap tanpa ada kau dalam mimpiku...
Selamat
malam petra.
Aira