Kamis, 25 April 2013

Perjalanan masa depan (Lagi-lagi bout dream)

Hun, aku punya pertanyaan, mau tahu gak? Mau ya, yah *maksa, :-p 

Seperti biasa, aku akan memaksamu untuk mengiyakan apapun yang kukatakan, walaupun tidak semuanya kau setuju, tapi lagi-lagi kau akan menjawab iya dengan senyum khasmu, tapi aku suka, aku menyukai apapun darimu... 

Mau tanya apa aira ?

Anggukan wajahmu betapa menunjukkan bahwa laki-laki memang pantas diciptakan sebagai pelengkap untuk wanita. 

Hun, jika seseorang punya keinginan, punya mimpi, punya harapan yang ingin dia wujudkan tapi orang-orang terdekat tidak mendukungnya, tidak memberinya semangat untuk maju, apa mimpinya itu salah? 

Terus terus kalau mimpinya salah, maka mimpi seperti apa yang pantas untuk membuatnya bahagia? 

Kau dengan diammu yang selalu begitu, tidak menjawab tidak juga berkomentar apapun, hanya belaian lembut tanganmu menyentuh pipiku, hanya itu, tapi aku selalu menyukainya, sudah kubilang aku menyukai apapun darimu, karena terkadang perempuan tak butuh jawaban, hanya butuh didengarkan. 

Keinginan, harapan dan mimpi adalah dunia imajinasi seseorang untuk masa depannya, ya itu semua imajinasi besar dalam kepalanya, dan bisa berubah menjadi nyata jika ia berusaha mewujudkannya, apapun nanti hasilnya. 

Aira, pada saat seseorang berani bermimpi untuk masa depannya, maka itu sudah setengah dari wujud mimpinya, karena keberaniannya. Dan selanjutnya ia harus berani melanjutkan keberanian itu dengan berusaha, berusaha untuk membuat mimpinya menjadi nyata. 

Lalu bagaimana jika tidak ada yang mendukungnya?

Maka dia punya tugas untuk berusaha 2x lebih berani, 2x lebih keras dan 2x lebih semangat, untuk apa?
Untuk membuat orang-orang yakin bahwa mimpinya itu layak, mimpinya itu pantas dan orang lain akan menyesal karena tidak mendukungnya. 

Terus hun, kalau misalnya ya, itu terjadi padamu, bagaimana ?

Kalau itu terjadi padaku, maka kaulah satu-satunya yang harus mendukung impianku. 

Kenapa harus aku?

Pertanyaan konyol yang aku sudah tahu jawabannya. 

Tanganmu kembali menyentuh pipiku, mengusapnya lembut, hanya tersenyum, dan kau tahu, aku tetap menyukai jawabanmu walau hanya dengan sebuah senyuman. 


22.32
Persada.

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;