Jumat, 04 April 2014

Perjalanan Masa Depan (Kepastian)


Petra,
Ini sudah suratku yang kedua setelah kau berbulan-bulan pergi tanpa kabar. Aku masih tak habis pikir kesibukan apa yang kau lakukan sampai sejahat itu padaku, bahkan presiden pun, masih sempatnya berkirim pesan pada istrinya di tengah banyaknya masalah negara.
Petra,
Sampai pada titik ini, akhirnya aku berkesimpulan, apa mungkin dengan cara ini, dengan diam-diam tak peduli padaku, berpura-pura tak membaca pesanku, apakah mungkin ini bagian dari kesengajaan yang kau buat untuk meninggalkanku? Apa dengan melakukan ini kau ingin membuatku menyerah, kau ingin aku berpikir dengan sejuta prasangka, dan pada akhirnya aku akan berkata pada diriku sendiri, “menyerahlah, ini sudah berakhir”. Apa benar semua yang kupikir ini?

Aku hampir putus asa beberapa bulan ini, tapi sejujurnya aku masih membuang jauh-jauh pikiran buruk itu, aku takut, itu benar-benar terjadi, dan aku tak pernah siap menerimanya. Bukankah ini sudah terlalu jauh kita berjalan, bukankah ini sudah terlampau lama untuk memilih berhenti?
Petra,
Dua malam terakhir ini aku sering bermimpi buruk, dan entahlah aku khawatir menyampaikan mimpi ini, aku percaya itu Cuma ulah syetan yang membuatku semakin ragu dan khawatir, jadi aku berpura-pura tak pernah bermimpi apapun, tapi mengingat kembali bagaimana jahatnya kau tak menggubrisku, setengah dari kesadaranku meyakini apa mungkin mimpi itu akan jadi nyata?


Aku hampir putus asa, kumohon jangan berbuat seperti ini padaku.. 


4 april, 2014

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;