Apa kabar
petra?
Sudah beberapa bulan ini tak
ada kabar darimu, sudah makankah? Bagaimana dengan lingkungan barumu? Apa kabar
ausi?
Banyak yang ingin
kutanyakan, banyak yang ingin kuketahui pula, tapi entah karena alasan apa sms
yang kukirim tak juga mendapat balasan, sesibuk itukah kau disana? Inilah hal
yang paling kukhawatirkan saat kau pamit untuk pergi tanpaku.
Jarak dan waktu selalu
menjadi penghalang, dan dengan jarak yang bermilyar meter ini aku tak sanggup
mendeteksi lagi keberadaanmu, aku tahu teknologi sudah semakin canggih, tapi
secanggih apapun kalau kau memang tak punya waktu untuk sekedar membalas
pesanku, rasanya teknologi sehebat apapun berasa sia-sia.
Petra,
Apa yang kau lakukan
sekarang? Aku dengan banyak waktu luangku selalu menyempatkan diri memikirkanmu
sejenak, menuangkan buah pikirku dengan jari-jariku, lalu sambil memikirkanmu
dan membayangkan masa depan kita akan menjadi seperti apa. Kemudian setelah 5
menit kemudian ia hilang, imajinasi itu hilang, dan aku menjadi diriku yang
lain, yang berpura-pura tak merindukanmu, menjadi diriku yang berpura-pura
punya kesibukan sehingga tak punya waktu untuk mengingatmu.
Itulah kelemahanku petra,
aku tak bisa dibiarkan terlalu lama, aku tak bisa kau tinggalkan terlalu lama,
karena hal paling menyesakkan adalah menyimpan rindu sendirian. Bagaimana mungkin
aku tahu di waktu sibukmu itu apa juga memikirkanku barang 5 menit saja, lalu
hilang setelah itu, atau bahkan tidak sama sekali.
Petra,
Jadi kapan kau pulang? Kembali
ke tempatmu semula..
1 April 2014
0 komentar:
Posting Komentar