Hey, kau yang melukis
pelangi selepas hujan, apakabarmu? Waktu semakin cepat saja berlalu, perlahan
kita mulai lupa dengan apa yang terjadi kemarin, seminggu yang lalu, satu tahun
yang lalu apalagi untuk mengingat 4 tahun lalu saat pertemuan yang tidak diduga
itu. Tapi aku masih mengingatnya, seperti kejadian hari kemarin aku masih hafal
detail tentang pertemuan tak diduga itu, ah memang mungkin saat itu Tuhan
sedang merencanakan sesuatu.
Malam ini sangat sepi, sepi
sekali, teriakanku pun bahkan tak terdengar sama sekali, cuaca dingin, hujan
sudah turun sejak tadi pagi, orang-orang sibuk memilih kampung halaman sebagai
tempat kembali, sekolah sudah libur, penghuni asrama pun sudah tak tersisa, dan
hanya ada aku serta 3 orang teman seperjuanganku disini, hanya kami berempat
saja di asrama yang gelap dan sepi. Kami berusaha membuat gaduh, keramaian yang
tanpa tujuan, aku sibuk mencuci pakaian dan piring-piring kotor, ketiganya
sibuk dengan menelpon rumah, bermain gadget, memasak untuk sahur, kami berusaha
membuat ramai tapi rupanya sunyi tak bisa ditolak.
Bagaimana denganmu disana?
Ini kali pertama aku
habiskan libur ramadhan sampai idul fitri tidak pulang, tidak bertemu
orang-orang terkasih, tidak bisa mencium maaf ibu dan para tetua keluarga,
tidak mendapat thr dari tetua, tidak bisa merasai lezatnya masakan ibu, aku
jadi merasa malam ini mulai menyakitkan, dan besok, lusa sampai hari seterusnya
kesakitan dan menahan rindu harus kurasai sendirian.
Hey, kau yang kusebut dalam
diam do’aku, suatu hari mungkin kita akan merasakan hal seperti ini, jauh dari
keluarga, idul fitri tidak bisa berjumpa, mungkin saja, mislanya bila sudah
berkeluarga, bila darurat pekerjaan dan bila-bila yang lain yang mungkin datang
tidak diduga, tak bisa ditolak, seperti pertemuan kita yang tak bisa kutolak. Aku,
kamu atau siapapun mungkin akan merasakan hal yang sama, menikmati malam-malam
sendirian, kesunyian yang sulit dihindari lalu merasa hari menjadi menyakitkan
setiap waktunya.
Aku masih tidak tahu apa
yang akan terjadi esok, apa yang akan kulakukan esok, tapi yang sudah pasti
terjadi ramadhan sebentar lagi berakhir, idul fitri tiba, dan yeah seperti itulah,
diriku masih saja begini, buruk yang tidak juga lenyap setelah melewati
ramadhan, ketaqwaan yang tidak juga bertambah baik setelah berusaha selama
ramadhan, aku tidak tahu masih maukah Tuhan memberiku ampunan sementara aku
masih menjadi orang yang buruk.
Hey, untukmu yang jauh
disana, maaf untuk semua yang sudah kulakukan diketahui atau tak, dirasakan
atau tak, sebab waktu setiap detiknya akan membuat kita menjadi pelupa, bahkan
lupa dengan dosa..
Selamat malam, semoga kau
baik-baik saja. :)
24 Juli 2014
Pakpayoon, Pathalung.