Rabu, 02 Juli 2014

Koneksi lemah


Kau tak boleh merindukanku.
Katamu di malam yang tiba-tiba berubah jadi mencekam, sebab suaramu tiba-tiba saja berubah jadi lebih berat dan tawa yang khas itu tak kudengar sedikitpun. Aku menjadi takut sebab situasi seperti ini aku tahu, kau ingin mengatakan sesuatu hal yang serius.
di ujung telepon aku hanya diam, sebab aku tak tahu jawaban jenis apa yang layak atau pertanyaan macam apa yang pantas kulontarkan. Kurasa diam menjadi jawaban.
Kenapa jadi diam?
Aku ingin sekali berpura-pura tak mendengar ucapanmu tadi, lalu kujawab eh kau bilang apa tadi, sinyalnya buruk aku tak dengar, atau aku bilang suaramu kecil sekali disini sangat berisik, kau bilang apa barusan. Tapi aku tak bisa, sebab aku tahu kau tak suka aku berbohong.
Mengapa aku tak boleh merindukanmu keluhku dalam hati, bukankah ini hak siapapun, entah kau milikku atau bukan, sebab rasa tak ada seorang pun yang berhak menolak atau menghindarinya, ini hakku, terserah kau suka atau tidak, pokoknya aku ingin merindukanmu, pokoknya jika aku merindukanmu itu hakku, titik.
Yeah, aku hanya berani mengeluarkan desahku dalam hati, sementara suaraku masih saja tak terdengar olehmu di ujung sana, sebab aku memang hanya diam, meski wajahku mendadak berubah merah marah dan bibirku manyun, kau pun tak akan tahu.
Hei, halo apa masih ada orang disana?
Suaramu terdengar jelas di telingaku, aku tahu, aku bisa merasakannya, rupanya kau menjadi kesal sebab diamku.
Fa, kau memang tak boleh merindukanku sebab mulai besok, lusa dan seterusnya aku akan selalu disisimu sehingga tak mungkin lagi ada celah untukmu merindukanku.
Sayang sekali, saat kata-kata itu keluar, rupanya sinyal tak mendukung, koneksi lemah, dan alhasil si gadis tak mendengar apapun.
Di ujung telepon yang mendadak mati tanpa diketahui...
Si gadis menjadi salah paham, wajahnya masih saja ditekuk, bibirnya masih manyun kesal, kenapa si dia, kenapa coba harus bilang seperti itu, melarang-larang aku, huft.
Si laki-laki yang memang sengaja ingin membuat ulah dan iseng tersenyum-senyum sendiri, ah pasti dia salah paham, biarlah, biar saja, tawa jahatnya memenuhi kamar kost sempitnya.



#dampak jual saham m3.



02 Juli 2014
Pakpayoon, Pathalung.



0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;