Bagaimana jika selama ini
aku sudah salah memikirkan seseorang, menyebut nama yang salah dalam do’aku,
dan mengeja huruf yang salah pada bait puisiku?
Bagaimana jika selama ini
aku sudah salah mengingat seseorang di waktu luangku, membayangkan hal-hal baik
di masa depan dengannya padahal dia adalah orang yang salah? Tidak, bukan dia
yang salah, tentu saja aku.
Bukankah Tuhan hanya akan
memasangkan seseorang sesuai kualitas keduanya, yang baik dengan baik dan
pemalas dan bodoh sudah pasti dengan pemalas dan bodoh pula, rasa-rasanya tidak
mungkin sekali orang bodoh dengan yang berwawasan luas akan menjadi pasangan
baik yang akan mendapat gelar pasangan sempurna. Itu hanya terjadi jika
keduanya orang yang gila.
Bagaimana jika itu memang
benar, aku sudah salah memilih, sebab mungkin dulu aku sedang tidak waras, lupa
diri dan sedang tak menginjak bumi sehingga lupa bahwa dia terlalu tinggi.
Tuhan, apa benar aku salah?
02 September 2014
Pakpayoon.
0 komentar:
Posting Komentar