Minggu, 13 Mei 2012

Ada hujan jatuh di kelopak mataku



“Aku ingin kita serius”
Ucapan itu lagi-lagi kau lontarkan, hampir setiap pesan masuk selalu kau iringi dengan pesan terakhir  “aku ingin kita serius”.
Aku bosan, sungguh.. apa kau tak cukup mengerti apa yang kuinginkan. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu, kuliahku belum selesai, adikku banyak, aku harus kerja cari duit banyak dan biayai hidup adik-adikku, aku ingin berikan yang terbaik untuk keluargaku, dan sekarang kau memintaku untuk serius. Entahlah apa aku sanggup.
Kau bilang bosan dengan hubungan main-main, kau ingin hubungan yang jelas, pasti dan ada keinginan untuk lebih dari saat ini yang dijalani.
Yah, aku tahu, aku tahu.. aku harus menikah, memiliki istri, berkeluarga, dan kau perempuan yang hampir sempurna untuk menjadi istriku, tapi, tapi... tidak sekarang, tidak saat ini. Apa kau tidak mengerti, kuliahku belum selesai, aku harus kerja, ini itu dan lainnya lagi.
Kau bilang lagi kalau waktu yang terlalu lama, bisa jadi kau akan dijodohkan dengan laki-laki lain, atau bisa saja kau akan jatuh hati pada lelaki lain, atau aku yang jatuh hati pada wanita lain, rasa-rasanya tidak mungkin, cukup kau, tak ada lagi wanita yang kedua, tapi kumohon tidak sekarang, saat ini aku masih kuliah, adikku banyak, aku harus kerja dulu, titik.
Kau marah.
Lebih baik kubaikan, tidak ada lagi pesan-pesan memburu rayu di hpku, beberapa hari ini ujian semester menyita waktuku, tugas KKN, dan aku harus kerja partime. Aku lelah sekali, lelah sungguh, seandainya kau sudah menjadi kekasih halalku, setidaknya ada tangan lembut yang memijat bahuku, uhh... tidak, aku harus kuliah dulu, cari duit dulu. Huffft.   
Genap satu minggu kita tak menjalin komunikasi, kudengar kau pun sibuk dengan tugas kuliahmu, sibuk dengan les privatmu, yah baguslah setidaknya kau tidak sedang membuatku harus belajar menjadi laki-laki ksatria.
Tiba-tiba aku rindu, rindu padamu..
Tapi kau bahkan tak lagi memperdulikanku, kau lupa menuntut janji padaku, kau tak lagi meminta harap dan mohonmu padaku. Duhai, aku merindukanmu.
Ada hujan jatuh dikelopak mataku, pelan sekali dan aku merasakan getaran ketakutan yang tidak biasanya.
Bagaimana kalau kau melupakanku, bagaimana kalau kau tidak lagi mencintaiku, bagaimana kalau kau ternyata menikah dengan laki-laki lain yang lebih siap untuk serius denganmu, bagaimana??
Lagi lagi ada hujan jatuh dikelopak mataku.
Bukankah tidak salah jika kau mengharap kepastian, bukankah tidak salah jika kau meminta semua itu dariku dan aku pun mencintaimu...
Dan, masihkah kau mau serius denganku??? **Sambil kuhapus hujan yang turun deras di kelopak mataku.


0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;