Hampir 10 tahun kuhitung mundur atau maju tetap sama
jumlahnya, dan tak akan mengurangi jumlah yang sudah hampir kubilang cukup lama
untuk bisa sampai pada sebuah kata “rindu”, yah dan sepuluh tahun itu seperti
tak ada artinya, bahkan saat tahun kesepuluh disaat aku hampir tak mengerti
kenapa semua harus terpisahkan dengan waktu dan jarak yang tak kumengerti
sampai sekarang, hampir 6 tahun kuhabiskan tanpanya, lalu 10 tahun ini juga
tanpanya lalu bertambah beberapa tahun tanpanya, dan sekarang dihampir ke 10
tahun ini juga akan berpisah dengannya.
Seperti inikah hidup dengan orientasi perpisahan dan sebuah
kebanggaan dengan ketidakmampuan bertemu hingga ternyata sampai kabar bahwa
telah hilang tertelan pesan singkat kematian, bahkan aku saja tak tahu dan tak
bisa lagi melihatnya, bukankah ini sebuah kebodohan yang terus saja dipelihara,
bukankah pernah kau alami dan kau tak mampu lagi melihatnya dalam terakhirmu
dengannya hidup disini, duh Rabb… haruskah selalu begini sejarah hidup.
Menurutku tidak, tapi apa yang salah? System keluarga atau memang kesibukan
diri yang sampai pada titik egosentris dan tak peduli.
Terlihat sangat biasa dan sederhana tapi jujur aku sangat
tersiksa dengan kebodohan ini, lagi-lagi waktu dan jarak yang menjadi
penghambat segalanya.
Sungguh Rabb… aku rindu sekali.
Rindu bertemu adik laki-lakiku yang berpisah sudah 7 tahun,
rindu mengunjungi kuburan abiku yang hampir 16 tahun tak kuhampiri, tak kusapa
karena jarak yang jauh dan menjauhkan.
Dan terakhir, aku rindu kalian semua ada disisiku….
0 komentar:
Posting Komentar