Senin, 07 Mei 2012

Life after the death


Ya Allah,  teteskan untuk kami embun Ma’rifah-Mu, agar kami “mengerti” bahwa suatu saat kami pasti akan mati…

Pernah berimajinasi bagaimana rasanya mati? Kemudian setelah mati ada imajinasi baru yang muncul dan membuat kita bertanya dua kali lipat mengerutkan kening, umm.. habis mati kita ngapain yah?
Kalo anda pernah berimajinasi seperti itu maka selamat anda beruntung, karena imajinasi anda sama denganku, yah tepatnya sejak aku masih kecil waktu itu usia sekitar 9 tahun duduk di kelas 4 MI Muhammadiyah dan baru tahu tentang apa itu kematian, entah asal muasal darimana terbersit begitu saja dalam benakku, gimana rasanya orang mati apakah seperti tidur nyenyak berskala panjang yang kalau orang lain membangunkan sangat tidak mau dan merasa terganggu, karena kita merasa tenang dan nyaman ketika tidur atau seperti orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak sadar dia tidur atau tidak, entahlah pikiran kacau itu mulai merasukiku saat itu, tidak berhenti sampai disitu, pikiran kacau dan aneh tadi terus menjalar semakin merambat seperti benalu pada pohon dan mengakar kuat dan memunculkan pertanyaan selanjutnya yang membuatku saat itu bingung benar-benar, “setelah orang mati bagaimana kehidupannya, apakah dia akan terus mati dalam kuburan atau dia akan hidup seperti di dunia tapi dengan model dunia yang berbeda? Haha pertanyaan bodoh anak SD. Karena aku tidak bisa menjawab dan masih malas mencari tahu akhirnya kusimpan saja kebingungan itu di ruang bawah sadarku paling bawah, setidaknya ketika aku dewasa kelak aku akan mereview kembali ingatanku 11 tahun yang lalu, dan aku akan mencari tahu jawabannya.
Dan sekarang aku sudah dianggap dewasa, dengan usiaku 20 tahun setidaknya ada pengetahuan yang berbeda dengan usiaku saat 9 tahun, maka aku ingin kalian tahu seperti apa pencarianku dan temuanku.. entahlah apa aku sudah menemukan jawabannya, yang jelas aku hanya ingin berbagi pada kalian sekaligus mengingatkan kalian khususnya diriku, tentang sebuah perkara yang paling dekat dengan manusia… kematian.
Pada beberapa ayat dalam al Qur’an telah banyak disebutkan penyebutan perintah beriman pada hari akhir (pasca kematian) adalah setelah perintah beriman kepada Allah, berikut contoh ayat yang berkaitan
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah dan hari kemudian (2:177)
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (2 : 62)
Dalam dua contoh ayat tersebut, satu rahasia yang cukup penting dibalik perintah hari akhir setelah perintah beriman pada Allah, adalah betapa sangat pentingnya keimanan seseorang pada kehidupan pasca kematian, karena ketika seseorang beriman pada hari akhir maka dengan otomatis pula ia akan beriman pada Nabi, malaikat, kitab, qadha dan qadar, karena ia tahu apa yang akan terjadi setelah seseorang itu mati, jawabannya hanya dua seperti teori konflik sayyid qutb, jawaban itu hanya dua, syurga atau neraka?
Terkadang manusia salah memahami kematian, manusia menganggap bahwa kematian seolah hanya untuk orang lain dan menganggap kematian berarti berpindah dari tempat yang luas & indah, menuju tempat yang sempit, gelap, pengap lagi mencekam, kesalahpahaman yang sudah terkonsep dalam diri. Untuk itu manusia lalai ketika di dunia karena ia mengira kematian hanya terjadi pada orang lain, tidak pada dirinya, dirinya akan hidup lebih lama dalam periode yang panjang, bahkan chairil anwar dalam syairnya aku ingin hidup 1000 tahun lagi pun justru mati ketika usianya yang sangat muda. Dan manusia juga ketakutan ketika kematian akan menjemputnya karena ia mengira perpindahan kehidupan pada yang lebuh buruk dan menyiksa. Kehidupan buruk dan menyiksa itu hanya akan terjadi kalau kita membangun hal-hal kehidupan kita dengan perbuatan yang bisa membuat kita tersiksa dan merasa buruk. Jadi, rubahlah cara pandangmu tentang kematian.
Kematian berarti “dijemput” untuk pindah menuju “tempat” yang segalanya adalah nikmat
Kematian adalah gerbang menggapai kemuliaan di Sisi Ar Rahman
Kematian adalah cermin perilaku manusia selama ia hidup di dunia
Keadaan manusia ketika mati akan sesuai dengan apa yang ia senangi selama   hidup
Kematian adalah peristiwa tersibaknya tirai penutup yang selama ini menghalangi kita untuk bisa melihat & merasakan keindahan hakiki alam sesudah mati
Kematian berarti terlepas dari segala “cengkeraman” mulut kesenangan dunia yang menipu dan menjerumuskan
Maka jangan pernah berpikir mati itu sakit, sesak, pengap, menyiksa tapi mati itu indah, nikmat, bahagia dan siap hidup lebih lama. Karena justru kehidupan setelah kematian itulah yang hakiki, yang kenikmatannya melebihi jauh kehidupan dunia, keindahannya tak bisa tergambarkan, dan lebih abadi.
Tapi.. rasa nikmat, indah, enak, bahagia itu hanya akan dirasakan oleh orang-orang tertentu yaitu orang-orang yang beriman, beramal soleh, dan takut pada Allah, sebagaimana firmanNya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baikmakhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. (98:7-8)


Ketika perlahan pengetahuan itu sampai padaku bahwa rasanya mati itu seperti apa dan kehidupan setelah kematian itu bagaimana, ternyata jawabannya ada pada diriku sendiri, yahh kebingungan yang sudah kusimpan lama ini akhirnya terjawab dan jawabannya ada pada diriku, kalau kalian pun merasa sepertiku maka jawabannya ada pada dirimu sendiri, maka tanyakanlah pada dirimu…
Kita tinggal memilih mau merasakan mati itu sakit, atau enak? Dan kita juga tinggal memilih mau kehidupan setelah kematian yang penuh kenikmatan atau penuh dengan siksaan? Pilihan ada pada diri kalian… karena amal dan perbuatan kita di dunialah yang bisa membeli semua kesenangan kematian dan kehidupan pasca kematian yang penuh kenikmatan.


18.45

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;