Ya
Allah, teteskan untuk kami embun
Ma’rifah-Mu, agar kami “mengerti” bahwa suatu saat kami pasti akan mati…
Pernah berimajinasi
bagaimana rasanya mati? Kemudian setelah mati ada imajinasi baru yang muncul
dan membuat kita bertanya dua kali lipat mengerutkan kening, umm.. habis mati
kita ngapain yah?
Kalo anda pernah
berimajinasi seperti itu maka selamat anda beruntung, karena imajinasi anda sama
denganku, yah tepatnya sejak aku masih kecil waktu itu usia sekitar 9 tahun
duduk di kelas 4 MI Muhammadiyah dan baru tahu tentang apa itu kematian, entah
asal muasal darimana terbersit begitu saja dalam benakku, gimana rasanya orang
mati apakah seperti tidur nyenyak berskala panjang yang kalau orang lain
membangunkan sangat tidak mau dan merasa terganggu, karena kita merasa tenang
dan nyaman ketika tidur atau seperti orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak
sadar dia tidur atau tidak, entahlah pikiran kacau itu mulai merasukiku saat
itu, tidak berhenti sampai disitu, pikiran kacau dan aneh tadi terus menjalar
semakin merambat seperti benalu pada pohon dan mengakar kuat dan memunculkan
pertanyaan selanjutnya yang membuatku saat itu bingung benar-benar, “setelah
orang mati bagaimana kehidupannya, apakah dia akan terus mati dalam kuburan
atau dia akan hidup seperti di dunia tapi dengan model dunia yang berbeda? Haha
pertanyaan bodoh anak SD. Karena aku tidak bisa menjawab dan masih malas
mencari tahu akhirnya kusimpan saja kebingungan itu di ruang bawah sadarku
paling bawah, setidaknya ketika aku dewasa kelak aku akan mereview kembali
ingatanku 11 tahun yang lalu, dan aku akan mencari tahu jawabannya.
Dan sekarang aku
sudah dianggap dewasa, dengan usiaku 20 tahun setidaknya ada pengetahuan yang
berbeda dengan usiaku saat 9 tahun, maka aku ingin kalian tahu seperti apa
pencarianku dan temuanku.. entahlah apa aku sudah menemukan jawabannya, yang
jelas aku hanya ingin berbagi pada kalian sekaligus mengingatkan kalian
khususnya diriku, tentang sebuah perkara yang paling dekat dengan manusia…
kematian.
Pada beberapa ayat
dalam al Qur’an telah banyak disebutkan penyebutan perintah beriman pada hari
akhir (pasca kematian) adalah setelah perintah beriman kepada Allah, berikut
contoh ayat yang berkaitan
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah dan hari kemudian (2:177)
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Barangsiapa
yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. (2 : 62)
Dalam
dua contoh ayat tersebut, satu rahasia yang cukup penting dibalik perintah hari
akhir setelah perintah beriman pada Allah, adalah betapa sangat pentingnya
keimanan seseorang pada kehidupan pasca kematian, karena ketika seseorang
beriman pada hari akhir maka dengan otomatis pula ia akan beriman pada Nabi,
malaikat, kitab, qadha dan qadar, karena ia tahu apa yang akan terjadi setelah
seseorang itu mati, jawabannya hanya dua seperti teori konflik sayyid qutb,
jawaban itu hanya dua, syurga atau neraka?
Terkadang
manusia salah memahami kematian, manusia menganggap bahwa kematian seolah
hanya untuk orang lain dan menganggap kematian berarti berpindah dari tempat
yang luas & indah, menuju tempat yang sempit, gelap, pengap lagi mencekam,
kesalahpahaman yang sudah terkonsep dalam diri. Untuk itu manusia lalai ketika
di dunia karena ia mengira kematian hanya terjadi pada orang lain, tidak pada
dirinya, dirinya akan hidup lebih lama dalam periode yang panjang, bahkan
chairil anwar dalam syairnya aku ingin hidup 1000 tahun lagi pun justru mati
ketika usianya yang sangat muda. Dan manusia juga ketakutan ketika kematian
akan menjemputnya karena ia mengira perpindahan kehidupan pada yang lebuh buruk
dan menyiksa. Kehidupan buruk dan menyiksa itu hanya akan terjadi kalau kita
membangun hal-hal kehidupan kita dengan perbuatan yang bisa membuat kita
tersiksa dan merasa buruk. Jadi, rubahlah cara pandangmu tentang kematian.
Kematian berarti
“dijemput” untuk pindah menuju “tempat” yang segalanya adalah nikmat
Kematian adalah
gerbang menggapai kemuliaan di Sisi Ar Rahman
Kematian adalah
cermin perilaku manusia selama ia hidup di dunia
Keadaan manusia
ketika mati akan sesuai dengan apa yang ia senangi selama hidup
Kematian adalah
peristiwa tersibaknya tirai penutup yang selama ini menghalangi kita untuk bisa
melihat & merasakan keindahan hakiki alam sesudah mati
Kematian berarti
terlepas dari segala “cengkeraman” mulut kesenangan dunia yang menipu dan
menjerumuskan
Maka jangan pernah
berpikir mati itu sakit, sesak, pengap, menyiksa tapi mati itu indah, nikmat,
bahagia dan siap hidup lebih lama. Karena justru kehidupan setelah kematian
itulah yang hakiki, yang kenikmatannya melebihi jauh kehidupan dunia,
keindahannya tak bisa tergambarkan, dan lebih abadi.
Tapi.. rasa nikmat,
indah, enak, bahagia itu hanya akan dirasakan oleh orang-orang tertentu yaitu
orang-orang yang beriman, beramal soleh, dan takut pada Allah, sebagaimana
firmanNya.
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baikmakhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. (98:7-8)
Ketika perlahan
pengetahuan itu sampai padaku bahwa rasanya mati itu seperti apa dan kehidupan
setelah kematian itu bagaimana, ternyata jawabannya ada pada diriku sendiri,
yahh kebingungan yang sudah kusimpan lama ini akhirnya terjawab dan jawabannya
ada pada diriku, kalau kalian pun merasa sepertiku maka jawabannya ada pada
dirimu sendiri, maka tanyakanlah pada dirimu…
Kita tinggal memilih
mau merasakan mati itu sakit, atau enak? Dan kita juga tinggal memilih mau
kehidupan setelah kematian yang penuh kenikmatan atau penuh dengan siksaan?
Pilihan ada pada diri kalian… karena amal dan perbuatan kita di dunialah yang
bisa membeli semua kesenangan kematian dan kehidupan pasca kematian yang penuh
kenikmatan.
18.45
0 komentar:
Posting Komentar