Hey lelaki penghapus kabut
di sore hari, pernahkah terbersit di pikiranmu akan seperti apa masa depan
kita, takdir jenis apa yang akan menimpa kita di masa depan, menimpaku,
menimpamu, menimpa kita berdua.
Aku masih saja sibuk
bertanya dan mencari-cari tahu, meski bayangan masa depan tak bisa diraba
barang satu kejap matapun, sebab Dia yang punya kuasa untuk rencana-rencana
apapun kita di masa depan, haruslah dapat ridhoNya.
Tadi malam aku memimpikanmu
untuk yang kedua kalinya setelah beberapa jeda kita terpisah jarak dan waktu,
aku bahagia bisa melihatmu, bisa bersamamu walau hanya mimpi, sebab ketika
terbangun alarm berbunyi dan mataku terbuka yang kulihat hanya kekosongan, yang
kulihat hanya hamparan selimut yang terlepas sejak semalam karena kepanasan,
yang kulihat hanya seorang teman yang menemani tidurku setiap malam, dan pagi
itu lagi-lagi tak ada pesan masuk darimu seperti biasanya.
Hey, kau tahu, aku mendadak
menjadi sangat ringkih, apapun yang kulihat tiba-tiba mengingatkanku padamu,
aku harus menahan keras, menyimpan rapat apa yang bergejolak dalam hatiku, aku
takut suatu saat ia tak mampu lagi bertahan dalam diam.
Semalam aku memimpikanmu
lagi, aku melihatmu, mendengar suaramu, tawamu yang hampir saja aku
melupakannya dalam ingatan tersebab lamanya waktu tak lagi mendengar tawa itu,
kita berdua saja, di sebuah rumah, entah aku tak tahu itu rumah siapa, kau
bilang lapar, dan aku dengan sigap membuatkanmu makan siang, sebab saat itu
matahari terasa hangat di kulitku, aku tak tahu itu mimpi jenis apa, namun saat
alarmku berbunyi, mimpi itu menjadi samar, aku enggan membuka mata, tapi
perlahan kau menghilang dan saat kuterbangun aku enggan sadar bahwa tadi hanya
mimpi tersebab tumpukan alam bawaah sadarku yang terlalu banyak mengingatmu...
Bagaimana denganmu? Lampu kekuningan
itu apa sudah cukup untuk membuatmu bermimpi tentangku?
aku masih saja mencari tahu, takdir jenis apa yang akan menimpa kita di masa depan..
Parkpayoon, 11 juni 2014
0 komentar:
Posting Komentar