Rabu, 18 Juni 2014

24




Di suatu sore yang manis, seorang gadis kecil mematung diri, wajahnya murung, gelisah yang terbaca dan matanya nanar memandangi langit, tak tahu apa yang sedang menimpanya, tapi hembusan angin seolah merasakan ada yang janggal dalam hati si gadis, karena merasa iba akhirnya ia beranikan diri menyapa.
Hey gadis kecil, mengapa kau tampak murung dan sedih, ada gerangan apa kau terlihat begitu?
Angin berhembus mengibas-ngibas rambut ikalnya yang dikepang dua.
Gadis kecil merasakan hembusan angin yang sedang menyapanya. Masih memandangi langit ia menjawab dengan murung.
Aku ingin lihat pelangi.
Hembusan angin turut murung mendengarnya. Tapi tak ingin melihat si gadis terus sedih ia berusaha menghibur.
Hey kau tahu, seharusnya yang kau tunggu bukan pelangi tapi hujan.
Hembusan angin melanjutkan bicara.
Kenapa harus menunggu hujan?
Tanya si gadis kecil heran dengan tanpa mengalihkan pandangannya dari langit sedikitpun.
Karena setelah hujan pasti akan ada pelangi.
Hembusan angin berusaha menghibur.
Hening sesaat, si gadis kecil tak menggubris perkataan hembusan angin, ia hanya terus memandangi langit, ia berharap akan ada pelangi yang tiba-tiba muncul.
Hembusan angin pun merasa heran, kenapa gadis kecil ini hanya diam.
Tak lama kemudian, si gadis mulai melirikkan sedikit pandangannya pada hembusan angin.
Belum tentu, tidak setiap habis hujan ada pelangi, hanya hujan istimewa saja yang bisa menghadirkan pelangi.
Si gadis menjawab dengan yakin.
Hembusan angin merasa kaget dan tidak menyangka jawaban yang akan keluar dari bibir mungil itu akan seperti itu.
Hembusan angin pun pergi melewati rumput dan menerbangkan dedaunan, masih dengan kumpulan pertanyaan yang ia simpan.
Si gadis kecil mulai tersenyum perlahanl-lahan, dalam hatinya ia merasa yakin hanya hujan istimewa yang akan menghadirkan pelangi..


Untuk kamu, semoga harapan yang disimpan akan sampai pada pemilik langit dan Dia mengabulkan do’a-do’amu..
Selalu bersyukur untuk usia yang masih ada, selalu jadi yang terbaik untuk orang-orang yang mencintaimu, mendo’akanmu diam-diam, dan untuk semua itu selamat ulang tahun... dengan jarak bermilyar waktu, aku hanya bisa menguapkan resahku pada angin yang berhembus di setiap sore dimana langit kupandangi lekat-lekat, semoga kau selalu baik dan sehat...
Untuk usiamu yang tidak lagi muda...



19 Juni 2014...

Pakpayoon, Patthalung. 
00.00

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;