Di suatu sore yang manis,
seorang gadis kecil mematung diri, wajahnya murung, gelisah yang terbaca dan
matanya nanar memandangi langit, tak tahu apa yang sedang menimpanya, tapi
hembusan angin seolah merasakan ada yang janggal dalam hati si gadis, karena merasa
iba akhirnya ia beranikan diri menyapa.
Hey gadis
kecil, mengapa kau tampak murung dan sedih, ada gerangan apa kau terlihat
begitu?
Angin berhembus
mengibas-ngibas rambut ikalnya yang dikepang dua.
Gadis kecil merasakan
hembusan angin yang sedang menyapanya. Masih memandangi langit ia menjawab
dengan murung.
Aku ingin
lihat pelangi.
Hembusan angin turut murung
mendengarnya. Tapi tak ingin melihat si gadis terus sedih ia berusaha
menghibur.
Hey kau
tahu, seharusnya yang kau tunggu bukan pelangi tapi hujan.
Hembusan angin melanjutkan
bicara.
Kenapa
harus menunggu hujan?
Tanya si gadis kecil heran
dengan tanpa mengalihkan pandangannya dari langit sedikitpun.
Karena
setelah hujan pasti akan ada pelangi.
Hembusan angin berusaha
menghibur.
Hening sesaat, si gadis
kecil tak menggubris perkataan hembusan angin, ia hanya terus memandangi
langit, ia berharap akan ada pelangi yang tiba-tiba muncul.
Hembusan angin pun merasa
heran, kenapa gadis kecil ini hanya diam.
Tak lama kemudian, si gadis
mulai melirikkan sedikit pandangannya pada hembusan angin.
Belum
tentu, tidak setiap habis hujan ada pelangi, hanya hujan istimewa saja yang
bisa menghadirkan pelangi.
Si gadis menjawab dengan
yakin.
Hembusan angin merasa kaget
dan tidak menyangka jawaban yang akan keluar dari bibir mungil itu akan seperti
itu.
Hembusan angin pun pergi
melewati rumput dan menerbangkan dedaunan, masih dengan kumpulan pertanyaan
yang ia simpan.
Si gadis kecil mulai
tersenyum perlahanl-lahan, dalam hatinya ia merasa yakin hanya hujan istimewa
yang akan menghadirkan pelangi..
Untuk kamu, semoga harapan yang disimpan akan sampai pada pemilik langit dan Dia
mengabulkan do’a-do’amu..
Selalu bersyukur untuk usia
yang masih ada, selalu jadi yang terbaik untuk orang-orang yang mencintaimu,
mendo’akanmu diam-diam, dan untuk semua itu selamat ulang tahun... dengan jarak
bermilyar waktu, aku hanya bisa menguapkan resahku pada angin yang berhembus di
setiap sore dimana langit kupandangi lekat-lekat, semoga kau selalu baik dan
sehat...
Untuk usiamu yang tidak lagi
muda...
19 Juni 2014...
Pakpayoon, Patthalung.
00.00
0 komentar:
Posting Komentar