Jumat, 20 Juni 2014

Perempuan Gila



Itu sebab ibadahmu masih kurang nay.
Bisikan dari telinga kanan mengagetkan lamunanku.
Ups, kau ini mengagetkanku saja, apa tadi kau bilang?
Aku pura-pura tak mendengar bisikannya.
Sudahlah, lupakan, aku Cuma bilang saat ini yang harus kau lakukan adalah perbaiki sholatmu, perbaiki tadarusmu, hafalanmu kemana? 1 2 3 hanya tinggal beberapa hari ramadhan akan datang.
Ia seperti biasa selalu bersemangat menasihatiku.
Aku hanya mengangguk malas.
Nay, kamu tahu sebab keresahan yang terus menerus menimpamu, kamu selalu takut akan hal-hal yang belum terjadi, cemburu pada selain Dia, memikirkan seseorang yang belum tentu kelak menjadi pendampingmu dan bla bla bla...
Masih dengan semangat yang berapi-api ia terus menasihatiku.
Oke oke aku tahu, aku tahu, aku sudah jarang dzikir, tadarusku jarang, hafalanku hilang, shodaqohku hampir nol, oke aku salah.
Aku menggerutu kesal.
Sepertinya ia mulai mengerti, kekesalanku akan dengan mudah mengabaikan nasihat-nasihatnya.
Nay, bagaimana bila nanti kau mendapatkan seseorang pendamping hidup yang sama persis sepertimu? Seperti ini?
Mata dan garis bibirnya menunjukkan keraguan akan diriku.
What? Seperti aku? Tidak mau.
Aku masih menggerutu kesal, siapa pula yang ingin dapat suami persis seperti diriku, aku yang sangat labil dan mudah marah. Belum lagi bla bla bla...
La, gimana toh, pendampingmu kelak itu adalah gambaran dari dirimu saat ini. Kalau kamu sekarang saja seperti ini, jangan harap mendapatkan pendamping yang sesuai keinginan.
Ia kembali mengingatkanku.
Ah sudah sudah, tak usah membahas soal jodoh, pendamping, cinta, apapun itu, tidak penting.
Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.
Oke, sekarang maumu apa? Dikasih tahu harus memperbaiki ibadah sama Allah dan banyak-banyak berbuat baik tak digubris, melakukan aktivitas yang bermanfaat juga tak didengar, sekarang dikasih tahu tentang jodoh malah diabaikan.
Sepertinya ia mulai menyerah.
Aku malas menanggapi, kututupi wajahku dengan selimut, berharap ia segera pergi, dan selanjutnya kuharap muncul suara dari telinga kiriku, sepertinya ia akan lebih mendukungku.. hahaha #tertawajahat.
Ternyata ia tetap ada, Cuma tersenyum dan menatapku kasihan..
Dalam hatinya berbisik “kasihan sekali perempuan malang ini, tersebab rasa segala yang bahagia dilupakan seketika, lupa bahwa ada yang lebih Kuasa diatas sana”



20 Juni 2014

Pakpayoon, Pathalung. 

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda dengan postingan saya?

 
;