Mendadak akhir-akhir ini terbersit
keinginan untuk menikah, ups keceplosan deh, hehe, yeah mungkin ini dampak dari
beredarnya berita pernikahan dimana-mana, bermunculan foto pernikahan di
beranda fb, dan bayi lucu secara bergantian pula memenuhi berita, soal bayi
memang sejak dulu aku suka bayi, pengen punya bayi itu udah keinginan sejak
dulu, tapi tidak sempat terpikirkan untuk menikah cepat, ya pokoknya punya bayi
(nah loh).
Sejak dulu memang tak pernah
terpikirkan untuk menikah cepat, walaupun aku satu-satunya di keluarga besar
yang punya pemikiran seperti ini, sebab selalu muncul nasehat perempuan lebih
baik nikah muda, makanya keluarga besar khususnya yang perempuan sudah menikah
semua, yeah hanya tinggal aku, tapi lagi-lagi aku selalu mengabaikan hal-hal
yang sekiranya kurang pas dengan pemikiranku, yah tentunya dengan memberikan
penjelasan dan pemahaman pada keluarga, misalnya karena alasan pendidikan,
pekerjaan, belum siap dan sebagainya, dan syukurnya sejauh ini mereka masih mau
menerima alasanku, entahlah bila nanti sepulang dari sini, atau tahun
berikutnya, berikutnya lagi, ah entahlah.
Ada banyak hal yang masih
ingin kulakukan, pendidikan, pengalaman, pekerjaan dan membantu mewujudkan
impian adik-adikku, alasan itulah yang paling besar dan mampu menghalangi
keinginan itu, jadi yeah walaupun sekarang bilang pengen nikah sejujurnya juga
belum siap, aku pikir menikah bukan soal akad, halal, bahagia bisa bersama
orang terkasih tanpa takut dosa, bukan hanya itu saja (bukan menganggap tidak
penting, tapi aku pikir harus seimbang semuanya), tapi banyak hal lain yang
mengikuti yang akan dialami pasca semua itu, misalnya mengurus rumah tangga,
finansial, saling memahami karakter, dan paling penting mendidik anak, ah
rasanya berat sekali, kalau memikirkan itu jadi takut untuk menikah.
Jadi jangan Cuma ikut tren,
kalau pengen menikah ya siapkan diri sejak saat ini, hoho gaya bener, misalnya
perbaiki diri, belajar dan terus menuntut ilmu tanpa batas, belajar dari
pengalaman orang yang sudah menikah, bekerja keras dan melatih diri untuk
mempersiapkan semua itu (jiaah, nasihat untuk diri sendiri kayaknya), jadi ya
harus mengubur keinginan ikut tren itu dalam-dalam sebelum jauh melampaui dan
tidak bisa dikendalikan.
Sekarang fokus saja
mempersiapkan semua itu, belajar dan belajar jangan lupa kelak ibu adalah
madrasah pertama (aduh jadi takut), apalagi kelak anak-anakku akan lahir di
tahun yang kejam dan menakutkannya lebih dari tahun ini. Jadi bersabarlah,
menikah di waktu yang tepat dengan kesiapan kedua pihak itu lebih penting.
Ingat, jangan Cuma ikut
tren, menikah itu menyempurnakan agama, sekali seumur hidup, so, jangan sekedar
ingat yang enak-enak dan melupakan amanah dan tanggungjawabnya, untuk
menyempurnakan agama pastinya butuh kesiapan yang matang untuk bisa sempurna...
that’s right... hehe.
Oke, good bye keinginan yang
mendadak aneh itu, kusimpan kau di kotak pandoraku, suatu hari bila aku sudah siap
aku akan membukanya dengan senang dan bahagia.. bye bye...
19 Juni 2014
Pakpayoon, Pathalung.
0 komentar:
Posting Komentar